Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Jepang merekomendasikan untuk memperpanjang status darurat, termasuk di sejumlah kota besar dan Tokyo, menjelang penyelenggaraan Olimpiade.
Menteri Ekonomi Jepang Yasutoshi Nishimura mengatakan status darurat yang seharusnya berakhir pada 31 Mei 2021 bakal diperpanjang hingga 20 Juni mendatang. Perpanjangan status darurat itu mencakup Tokyo, Osaka, dan 7 prefektur utama lainnya.
Namun, Perdana Menteri Yoshihide Suga akan mengumumkan keputusan resminya pada 8 malam ini waktu setempat.
Suga mendapatkan banyak tekanan untuk menjaga supaya virus tetap terkendali dan masyarakat khawatir penyelenggaraan Olimpiade akan membuat upaya pengendalian Covid-19 menjadi sia-sia.
Jepang saat ini merupakan salah satu negara dengan tingkat vaksinasi paling lambat di antara negara maju lainnya. Hingga saat ini, Negara Matahari Terbit ini baru memberikan vaksin sebanyak 10,6 juta dosis dibandingkan Amerika Serikat yang sudah menyuntikkan 291 juta dosis vaksin.
“Jika situasi ini berlanjut [vaksinasi lambat], maka akan sangat sulit untuk menggelar Olimpiade. Ini adalah kesempatan terakhir,” kata Ketua Asosiasi Medis Tokyo Haruo Ozaki, dikutip dari Bloomberg, Jumat (28/5/2021). Hampir 60 persen responden yang disurvei Koran Yomiuri menyatakan Olimpiade harus ditunda, sedangkan Koran Asahi menuliskan di editorialnya bahwa Suga harus berani menunda penyelenggaraan Olimpiade di tengah peningkatan kasus Covid-19.
Anggota International Olympic Committee Dick Pound mengatakan keputusan untuk tetap menggelar Olimpiade harus dilakukan setidaknya hingga akhir Juni mendatang. Olimpiade tersebut rencananya digelar pada 23 Juli mendatang.