Bisnis.com, JAKARTA - Kapal selam KRI Nanggala 402 dinyatakan tenggelam di perairan Bali Utara, Sabtu 24 April kemarin.
Di dalam kapal tersebut terdapat 53 orang penumpang yang sampai saat ini kondisinya belum diketahui karena kapal tersebut belum ditemukan.
Semua orang berharap seluruh awak kapal ditemukan selamat dalam proses pencarian, tetapi jika yang terburuk terjadi, maka mereka termasuk dalam golongan orang-orang yang meninggal dalam keadaan syahid.
Syahid merupakan salah satu terminologi dalam Islam yang artinya adalah seorang Muslim yang meninggal ketika berperang atau berjuang di jalan Allah membela kebenaran atau mempertahankan hak dengan penuh kesabaran dan keikhlasan untuk menegakkan agama Allah.
Tetapi, beberapa hadist muslim menyebutkan ada beberapa kategori orang yang bisa dikatakan mati syahid walaupun tidak dalam berperang di jalan Allah. Salah satunya adalah mereka yang meninggal karena tenggelam.
Berikut beberapa hadist yang menyebutkan hal tersebut seperti dikutip dari nu.or.id :
HR An-Nasa`i menyebutkan mati syahid ada tujuh macam selain berperang di jalan Allah Azza wa Jalla; Orang yang meninggal karena penyakit tha’un (wabah pes) adalah syahid, orang yang meninggal karena sakit perut adalah syahid, orang yang meninggal tenggelam adalah syahid, orang yang meninggal tertimpa benda keras adalah syahid, orang yang meninggal karena penyakit pleuritis adalah syahid, orang yang mati terbakar adalah syahid dan seorang wanita yang mati karena hamil adalah syahid.”
Dari Abu Hurairah, beliau berkata, RasululLah bersabda barangsiapa terbunuh di jalan Allah maka dialah syahid, dan siapa yang mati di jalan Allah juga syahid, siapa yang mati karena penyakit kolera juga syahid, siapa yang mati karena sakit perut juga syahid. Orang yang meninggal karena tenggelam juga syahid.” (HR Muslim)
Sementara itu, Syekh Wahbah Zuhaili menjelaskan dalam kitabnya al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu
Syahid akhirat saja adalah seperti orang yang meninggal teraniaya tanpa adanya peperangan, meninggal akibat sakit perut, wabah penyakit, tenggelam, meninggal sebab berkelana, meninggal ketika mencari ilmu, menahan cinta (karena Allah), tercerai, berada di daerah musuh dan sebagainya.
Syekh Nawawi al-Bantani menerangkan juga dalam kitab Nihâyatuz Zain menyebutkan syahid itu terbagi menjadi tiga, adakalanya syahid akhirat saja, maka ia seperti orang yang tidak syahid. Yang demikian seperti orang yang sakit perut, yaitu orang yang mati karena sakit perut,baik berupa busung air (perutnya dipenuhi cairan kuning) atau sebab diare, dan orang yang tenggelam.
Syekh Abu Bakar Syatha’ Dimyathi juga menjelaskan bahwa orang yang tenggelam dan orang yang tertimpa bangunan termasuk syahid akhirat. Beliau menyebutkan macam-macam orang yang dikategorikan syahid akhirat, diantaranya, orang yang meninggal karena tenggelam, meski ia dalam keaadaan maksiat, dan orang yang meninggal karena tertimpa sesuatu