Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dapat Tambahan Waktu 15 Hari dari Pemerintah AS, TikTok Lega

TikTok tengah menghadapi tudingan merusak keamanan nasional oleh Pemerintah AS.
Logo TikTok ditampilkan di layar dalam video yang menampilkan Presiden AS Donald Trump di London, Inggris, Senin (3/8/2020)./Bloomberg
Logo TikTok ditampilkan di layar dalam video yang menampilkan Presiden AS Donald Trump di London, Inggris, Senin (3/8/2020)./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA — TikTok tampaknya bisa bernapas sedikit lega setelah Pemerintah AS memberikan waktu tambahan selama 15 hari untuk menyelesaikan masalah keamanan nasional, sebelum memaksa media sosial itu untuk menjual bisnisnya di sana.

Bloomberg melansir Jumat (13/11/2020), ByteDance Ltd. yang merupakan pemilik TikTok menyatakan Komite Investasi Asing AS telah memberikan waktu hingga 27 November 2020 untuk menyelesaikan masalah ini. Hal itu disampaikan dalam dokumen persidangan yang diserahkan hari ini.

Dengan demikian, ada waktu setengah bulan bagi ByteDance untuk mengajukan proposal lain yang sama-sama menguntungkan kepada Pemerintah AS.

Seperti diketahui, pemerintahan Donald Trump menuding TikTok dapat mengganggu keamanan nasional AS karena berpotensi memberikan data-data warga AS ke Pemerintah China. AS juga mengancam untuk memblokir media sosial yang berinduk di China itu.

ByteDance juga didesak untuk menjual bisnisnya di Negeri Paman Sam ke perusahaan AS.

Sebenarnya, pemblokiran di AS dijadwalkan dilakukan per 12 November. Namun, pengadilan di Washington dan Pennsylvania menolak pemblokiran tersebut.

Meski demikian, Pemerintah AS melalui Kementerian Perdagangan telah mengajukan banding atas putusan tersebut.

Di sisi lain, ByteDance telah meminta persetujuan dari Pemerintah AS terkait kesepakatan jual beli bisnisnya di AS dengan Oracle Corp. dan Walmart Inc. Tapi, persetujuan ini masih belum jelas akan keluar atau tidak mengingat Trump sedang fokus dengan hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) 2020.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Annisa Margrit
Editor : Annisa Margrit
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper