Bisnis.com, JAKARTA - Seorang anggota parlemen sayap kanan Norwegia, Rabu (9/9/2020), mengatakan bahwa dia telah menominasikan Presiden AS Donald Trump untuk Nobel Perdamaian atas usahanya di Timur Tengah.
Christian Tybring-Gjedde, anggota Parlemen Norwegia untuk Partai Kemajuan Sayap Kanan, mengatakan Trump harus dipertimbangkan masuk sebagai kandidat karena karyanya untuk perjanjian damai antara Uni Emirat Arab dan Israel yang membuka kemungkinan perdamaian di Timur Tengah.
Israel dan Uni Emirat Arab bulan lalu menyetujui kesepakatan bersejarah yang menormalkan hubungan dan dijadwalkan untuk menandatanganinya pada upacara Gedung Putih pada 15 September 2020.
“Tidak peduli bagaimana Trump bertindak di dalam negeri [AS] dan apa yang dia katakan di konferensi pers, dia benar-benar memiliki kesempatan untuk mendapatkan Hadiah Nobel Perdamaian,” kata Tybring-Gjedde, dilansir dari Euro News.
Dalam prosesnya, nominasi Nobel harus dikirim ke Komite Nobel Norwegia paling lambat 1 Februari 2020 lalu. Ini berarti tenggat waktu untuk mencalonkan orang untuk hadiah perdamaian tahun ini telah berlalu.
Tybring-Gjedde adalah salah satu dari dua anggota parlemen Norwegia yang juga menominasikan Trump untuk Hadiah Nobel Perdamaian pada 2018 atas upayanya membawa rekonsiliasi antara Korea Utara dan Selatan. Setiap anggota parlemen yang bertugas di badan legislatif nasional Norwegia dapat mencalonkan seseorang untuk Hadiah Nobel Perdamaian.
Baca Juga
Tahun lalu, Trump meramalkan bahwa dia akan memenangkan Hadiah Nobel. "Untuk banyak hal jika mereka memberikannya secara adil, padahal sebenarnya tidak," kata Trump.
Komite Nobel Norwegia tidak secara terbuka mengomentari nominasi Trump tersebut. Di bawah aturannya, informasi nominasi harus dirahasiakan. Aturan ini, telah berlaku selama 50 tahun.
Kendati mengusulkan Trump, Tybring-Gjedde mengungkapkan dirinya tidak sepakat dengan semua kebijakan Trump. "Saya bukan pendukung besar Trump," tegasnya.