Bisnis.com, JAKARTA - Ekspor Taiwan naik ke rekor baru pada Agustus ini, dibantu oleh kekhawatiran Huawei Technologies Co. untuk memesan sebanyak mungkin komponen sebelum larangan AS atas penjualan ke perusahaan tersebut mulai berlaku pekan depan.
Menurut pernyataan dari Kementerian Keuangan Taiwan, pengiriman luar negeri dari Taiwan meningkat 8,3 persen bulan lalu ke rekor tertinggi US$31,2 miliar.
Angka itu lebih tinggi daripada perkiraan yang paling optimistis dalam survei terhadap 13 ekonom dengan kenaikan median 0,8 persen. Sementara itu impor naik 8,5 persen dan surplus perdagangan melebar menjadi US$6,47 miliar.
Menurut Kemenkeu, ada empat pendorong utama lonjakan ekspor, yakni larangan AS atas penjualan teknologi ke Huawei, meningkatnya permintaan produk teknologi selama lockdown, peningkatan permintaan di paruh kedua tahun ini, dan stabilisasi harga material global. Masa tenggang larangan ekspor AS oleh Huawei berakhir pada 14 September 2020.
"Peningkatan itu kuat secara tidak terduga," kata Kepala Statistik Kementerian Beatrice Tsai, dilansir Bloomberg, Senin (7/9/2020).
Ekspor ke China termasuk Hong Kong, mitra dagang terbesar Taiwan, naik 22,9 persen meskipun impor China secara tak terduga turun bulan lalu. Itu merupakan kenaikan terbesar sejak Februari. Sedangkan pengiriman ke AS naik 13,8 persen.
Baca Juga
Para pejabat memperingatkan pada Juli bahwa ekspor Taiwan akan berada di bawah tekanan pada paruh kedua tahun ini karena kemungkinan gelombang kedua global dari wabah virus Corona dan ketidakpastian seputar perang perdagangan yang sedang berlangsung antara AS dan China.
Sementara itu, pemulihan ekspor Taiwan bertepatan dengan rebound pada sentimen manufaktur. Indeks manajer pembelian pada Agustus naik menjadi 52,2, level terkuat dalam dua tahun.
Adapun permintaan global yang tiada henti untuk aplikasi terkait 5G, termasuk infrastruktur dan ponsel cerdas, siap untuk menjaga produksi elektronik tetap berjalan. Produksi komputer dan sirkuit terintegrasi naik dua digit pada Juli.