Bisnis.com, JAKARTA – Situasi di China, negara yang menjadi pusat sebaran virus corona atau Covid-19, terus berangsur membaik.
Perlahan-lahan, negara tersebut mulai bangkit, setelah sebelumnya terpuruk akibat virus yang telah menginveksi lebih dari 139.000-an orang di seluruh dunia per hari ini, Jumat (13/3/2020).
Duta Besar Republik Indonesia untuk China Djauhari Oratmangun mengungkapkan bahwa per hari ini, Jumat (13/3/2020) pukul 15.00 waktu setempat, jumlah kasus tercatat sebesar 13.607 kasus. Angka itu turun dari sehari sebelumnya yang mencapai 14.920 kasus.
Sementara itu, penambahan jumlah kasus baru di China sampai hari ini juga berhasil ditekan satu digit. “Sekarang ini tinggal delapan kasus baru. Lima di antaranya dari Provinsi Hubei yang sempat di-lockdown,” ujar Djauhari kepada Bisnis, Jumat (13/3/2020).
Sementara itu, tujuh provinsi di Negeri Panda telah dinyatakan bebas Covid-19. Ketujuh provinsi yang dimaksud adalah Tibet, Xianjiang, Qinghai, Macau, Fujian, Anhui, dan Jiangxi.
Tak hanya itu saja. Sebanyak 16 rumah sakit sementara yang dibangun di Wuhan untuk menampung lonjakan pasien virus corona telah ditutup.
Baca Juga
Adapun, jumlah pasien yang telah dinyatakan sembuh (sejak Kamis hingga Jumat) tercatat sebanyak 1.329 orang.
Ilustrasi pergerakan virus corona di China./Sumber: KBRI Beijing
PENANGANAN CHINA
Djauhari mengungkapkan penanganan virus corona di China cukup baik, terutama dalam hal pencegahan dan pengendalian virus. “Hal ini juga diakui oleh WHO, yang sudah menginspeksi langsung ke sejumlah daerah di China,” ujar dia.
Keberhasilan ini, ungkap Djauhari, juga didukung oleh upaya paralel, berupa antisipasi medis dan antisipasi sosial.
Pemerintah China melakukan sejumlah upaya antisipasi medis, antara lain mempersiapkan rumah sakit, mobilisasi tenaga medis, hingga penelitian mengenai obat dan vaksin.
Pada saat yang sama, pemerintah juga memperketat pemeriksaaan kesehatan di bandara, stasiun, perumahan, pasar, hingga pertokoan. Kewajiban menggunakan masker ketika berada di tempat-tempat itu juga digalakkan.
Untuk antisipasi sosial, misalnya dengan memberikan pengumuman terus-menerus melalui ponsel dan media sosial, menunda event yang melibatkan massa yang besar, dan meliburkan sekolah. Pada masa kritis, pemerintah negara setempat bahkan sempat meliburkan kantor.
“Ada juga kewajiban karantina 14 hari di rumah bagi yang datang dari luar kota atau luar negeri dan aturan menjaga jarak minimal 1 meter di tempat umum.”
Djauhari menambahkan sampai saat ini, Pemerintah China juga memperketat kedatangan masyarakat dari luar negeri, khususnya dari daerah yang terinfeksi.
Hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran kembali virus corona di China, mengingat kasus terakhir di negara itu merupakan kasus impor atau imported case.