Bisnis.com, JAKARTA -- Perdana Menteri Irlandia Leo Varadkar menyampaikan bahwa kesepakatan Brexit tampaknya akan sulit tercapai pada pekan depan, bersamaan dengan pertemuan Dewan Eropa pada 17-18 Oktober.
Menurut Varadkar, pada dasarnya pemerintahan Inggris saat ini hanya mengulang kembali kesepakatan yang sudah dinegosiasikan sebelumnya dengan mantan perdana menteri Inggris, Theresa May, selama 2 tahun terakhir.
"Saya akan berupaya hingga menit terakhir untuk mencapai kesepakatan dengan konsekuensi apapun. Namun, unutk mencapai kesepakatan pekan depan, saya rasa sulit," ujar Varadkar dalam pernyataan yang dia sampaikan kepada media nasional RTE, seperti dikutip melalui Reuters, Rabu (9/10).
Sejak hari pertamanya bekerja, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson secara konsisten mengatakan bahwa Inggris akan meninggalkan Uni Eropa pada 31 Oktober dengan atau tanpa kesepakatan.
Parlemen Inggris sebelumnya telah mengesahkan undang-undang yang akan menuntut Johnson untuk mengajukan penundaan Brexit kepada Uni Eropa jika tidak ada kesepakatan yang tercapai pada 19 Oktober.
Dengan hanya 22 hari sebelum tenggat waktu 31 Oktober, masa depan Brexit masih dibayangi ketidakpastian karena posisi London dan Brussels yang saling menghindari konsekuensi dari penundaan atau no-deal Brexit.
Pada kesempatan lain, pejabat Komisi Uni Eropa Günther Oettinger mengatakan dewan eksekutif Uni Eropa sepakat bahwa strategi Brexit terbaru yang diajukan oleh negosiator Inggris tidak memberikan solusi yang memuaskan.
Oettinger menyampaikan sesaat setelah dewan eksektutif Komisi Uni Eropa bertemu dengan negosiator Brexit Uni Eropa Michel Barnier, terkait dengan pembahasan isi proposal kesepakatan yang diajukan oleh Inggris.