1. Polres Metro Jakarta Pusat Minta Maaf ke TNI AL
Polres Metro Jakarta Pusat meminta maaf kepada TNI Angkatan Laut atas perusakan pos jaga Wisma Pati Lumba-Lumba TNI AL saat anggota Brimob mengejar massa aksi pada Rabu malam.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Pol. Dedi Prasetyo mengungkapkan bahwa Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol. Harry Kurniawan bertemu langsung dengan Danlantamal 3 Brigjen TNI Hermanto untuk minta maaf sekaligus mengklarifikasi insiden di Wisma Pati Lumba-Lumba TNI AL.
Baca selengkapnya di sini.
2. KPPU Beberkan Dugaan 'Dosa' Grab di Sidang Pemeriksaan Pendahuluan
Sidang pemeriksaan pendahuluan terkait dengan dugaan pelanggaran persaingan usaha yang dilakukan oleh PT Solusi Transportasi Indonesia (Grab Indonesia) sebagai terlapor I terkait kemitraannya dengan PT Teknologi Pengangkutan Indonesia (PT TPI) sebagai terlapor II digelar pada Selasa (25/9).
Seperti diketahui, Komisi sebelumnya telah lama membidik Grab dan PT TPI lantaran keduanya diduga telah melakukan pelanggaran persaingan usaha dengan memprioritaskan mitra pengemudi yang tergabung dalam PT TPI untuk mendapatkan penumpang dibandingkan dengan mitra lainnya.
Baca selengkapnya di sini.
3. Rusuh Wamena: Dokter Soeko Marsetiyo Akhirnya Meninggal, Jumlah Korban Meninggal Jadi 30 Orang
Jumlah korban meninggal dunia akibat kerusuhan di Wamena, Papua, bertambah menjadi 30 orang.
Salah satu korban tersebut adalah dokter Soeko Marsetiyo, 53, yang sehari-hari bertugas di Kabupaten Tolikara. Dokter Soeko yang menjadi korban demo anarkis di Wamena, Papua, Senin (23/9) akhirnya meninggal dunia setelah sempat dirawat di RSUD Wamena.
Baca selengkapnya di sini.
4. CATATAN BERSAMA DEMONSTRAN: Tak Ada Berita Seharga Nyawa
"Tak ada berita seharga nyawa"
Kalimat itu terngiang saat demonstrasi berakhir ricuh di depan pintu utama Dewan Perwakilan Rakyat, Senayan, Jakarta, Selasa 24 September 2019.
Mata saya tetiba perih. Napas tersengal. Pandangan buram. Dipaksa mengeluarkan air mata, tapi tak bisa. Kondisi ini saya alami setelah polisi menembakkan tear gas atau gas air mata ke arah massa.
Baca selengkapnya di sini.
5. Polri Akui Gunakan Gas Air Mata Kadaluwarsa
Polri mengakui telah menggunakan gas air mata yang sudah kadaluwarsa untuk memukul mundur massa aksi beberapa hari lalu di sekitar Gedung DPR.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengibaratkan gas air mata yang sudah kadaluwarsa itu seperti kerupuk yang melempem dan tidak berbahaya sama sekali jika ditembakkan ke massa perusuh.
Baca selengkapnya di sini.