Bisnis.com, JAKARTA -- Kepolisian Irlandia Utara menangkap dua orang yang diduga terkait dengan tewasnya jurnalis Lyra McKee dalam kerusuhan yang terjadi di Londonderry, Irlandia Utara pada Kamis (18/4/2019).
"Tim Investigasi Besar sudah menangkap dua pria, berusia 18 tahun dan 19 tahun, atas tuduhan pelanggaran Undang-Undang (UU) Terorisme, dalam kaitan dengan pembunuhan [tersebut]," papar Kepolisian Irlandia Utara, seperti dilansir Reuters, Sabtu (20/4).
McKee meninggal setelah ditembak di tengah-tengah kerusuhan di Londonderry. Dia ditembak tak lama setelah mengunggah foto kerusuhan yang terjadi di akun Twitter-nya.
Aparat berwajib menyatakan kerusuhan itu kemungkinan besar dilakukan oleh kelompok militan nasionalis Irlandia, yang menentang perjanjian damai pada 1998.
Kerusuhan terjadi setelah polisi menggerebek sebuah lokasi yang diduga menjadi sarang kelompok militan, setelah mendapat kabar akan ada serangan dari kelompok tersebut pada Hari Paskah tahun ini. Setidaknya 50 bom molotov dilemparkan kelompok militan dalam perisitiwa itu dan dua mobil terbakar.
Polisi menyampaikan kelompok yang bernama New Irish Republican Army (IRA) kemungkinan besar berada di balik pembunuhan itu. Kelompok ini juga bertanggung jawab atas sejumlah serangan yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir.
Tewasnya McKee mendapat respons dari Perdana Menteri (PM) Inggris Theresa May dan PM Irlandia Leo Varadkar. May menyatakan serangan itu sangat mengejutkan dan menyedihkan.
"Ini adalah sebuah tindakan penuh kebencian. Ini bukan serangan terhadap seorang warga negara, ini adalah serangan terhadap kita semua, bangsa kita, dan kebebasan kita," ucap Varadkar.
McKee adalah seorang wartawan investigatif. Dia pernah mendapat penghargaan Sky News Young Journalis of the Year pada 2006.
Sebelum meninggal, McKee sedang menulis buku tentang hilangnya anak-anak muda selama 30 tahun berlangsungnya konflik di Irlandia Utara, yang berakhir dengan perjanjian damai 21 tahun lalu.
Konflik di Irlandia Utara, yang merupakan bagian dari Inggris Raya, sudah berlangsung lama dan dapat dirunut hingga ratusan tahun ke belakang.
Sebagian masyarakat Irlandia Utara, terutama yang beragama Protestan, ingin tetap bergabung dengan Inggris. Namun, sebagian lainnya terutama yang berlatar Katolik, ingin keluar dari Inggris dan bergabung dengan Irlandia.
Hari Paskah seringkali menjadi momentum kembali meletusnya konflik. Hal ini bermula pada terjadinya Easter Uprising (Pemberontakan Paskah) pada 1916, yakni ketika penduduk Pulau Irlandia memberontak terhadap Inggris.
Pemberontakan ini sekaligus menjadi pemicu terpisahnya Pulau Irlandia, di mana sebagian wilayahnya bergabung dengan Inggris dan sebagian mendirikan negara terpisah, yakni Irlandia.
Polisi Tangkap 2 Pria Terkait Tewasnya Jurnalis Irlandia Utara
Kepolisian Irlandia Utara menangkap dua orang terkait dengan tewasnya jurnalis Lyra McKee dalam kerusuhan di Irlandia Utara pada Kamis (18/4/2019).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
50 menit yang lalu
Saham Bank Pilihan JP Morgan saat Likuiditas Ketat & Kredit Melambat
50 menit yang lalu
Saham Bank Pilihan JP Morgan saat Likuiditas Ketat & Kredit Melambat
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
15 menit yang lalu
Kasus Korupsi CSR: Pertaruhan Reputasi BI Ketika Kurs Kian Rontok
22 menit yang lalu
Prabowo Temui PM Pakistan Bahas Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan
43 menit yang lalu