Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lawan Trump, WTO Akan Ambil Alih Isu Sengketa Yang Libatkan Anggota

Untuk pertama kalinya, Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) diperkirakan akan mengambil peran sebagai penengah pada kasus sengketa yang melibatkan keamanan nasional para anggotanya.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump./Reuters-Jonathan Ernst
Presiden Amerika Serikat Donald Trump./Reuters-Jonathan Ernst

Bisnis.com, JAKARTA - Untuk pertama kalinya, Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) diperkirakan akan mengambil peran sebagai penengah pada kasus sengketa yang melibatkan keamanan nasional para anggotanya.

Langkah ini merupakan bentuk tantangan terhadap kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat Donald Trump di mana WTO akan menjadi wasit dari konflik perdagangan internasional pada jalur dagang yang bertabrakan dengan AS.

Menurut seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya, WTO juga akan mengeluarkan putusan tentang kasus sengketa Rusia yang memberlakukan pembatasan perdagangan terhadap Ukraina, kebijakan yang dirasa perlu oleh Rusia untuk kepentingan keamanan nasional.

Keputusan itu masih bisa diajukan banding atau diselesaikan di luar WTO. Putusan ini menegaskan otoritas WTO untuk menentukan apakah tindakan tarif atau pembatasan perdagangan diperlukan atas dasar perlindungan keamanan negara.

Aturan WTO memungkinkan bagi negara anggota untuk mengambil tindakan apa pun yang dianggap perlu untuk melindungi kepentingan keamanan yang esensial.

Celah ini telah menjadi pembenaran favorit bagi Trump, yang tahun lalu mengenakan tarif impor baja dan aluminium dan telah mengancam pungutan impor mobil, keduanya dilakukan atas alasan keamanan nasional.

Namun, keputusan WTO mengenai sengketa Rusia akan memaksa AS untuk mencari pembenaran atas penolakan Uni Eropa, Kanada, Meksiko, dan setengah lusin negara lain terhadap tarif logam Trump, hal ini justru akan menimbulkan ancaman keamanan.

"Fakta bahwa panel ini akan secara langsung terlibat dalam penyelidikan dasar untuk menemukan alasan keamanan nasional dalam kasus sengketa dagang akan berdampak berarti suram bagi AS," kata Nicolas Lamp, mantan pengacara penyelesaian sengketa di WTO, dalam sebuah wawancara, seperti dikutip melalui Bloomberg, Jumat (29/3/2019).

"Bagi AS, temuan ini akan mengkonfirmasi semua ketakutan terburuk mereka tentang WTO," tambahnya

Jubir WTO menolak berkomentar.

Pejabat perdagangan AS mengatakan WTO tidak memiliki otoritas untuk memediasi isu keamanan nasional.

Direktur Jenderal WTO Roberto Azevedo sebelumnya telah bertindak lebih jauh dari sekedar memberikan surat pernyataan dengan memperingatkan negara-negara anggota agar tidak membawa sengketa ini ke WTO.

Menurut Azevedo, penyelesaian kasus sengketa yang dibawa ke ranah WTO dengan alasan perlu dibicarkan pada tingkat politik tertinggi.

Perselisihan antara WTO dengan AS dapat menimbulkan ancaman eksistensial bagi WTO, yang telah lama menghindari konfrontasi sarat politik terkait isu keamanan nasional dengan kekhawatiran potensi upaya proteksionisme yang lebih ekstrim dan serangan balas-membalas yang tidak berujung.

Dengan mendukung hak Rusia untuk menerapkan beberapa pembatasan terhadap Ukraina, WTO dapat membuka pintu bagi negara lain untuk menerapkan langkah-langkah perdagangan proteksionis menggunakan justifikasi yang sama.

Berbagai negara telah mengajukan alasan keamanan nasional kepada WTO dalam sengketa regional seperti perselisihan ekonomi antara Arab Saudi dengan Qatar serta konflik India dengan Pakistan.

"Sejauh ini, kasus yang terjadi belakangan ini memang melibatkan konflik yang nyata, baik antara Ukraina dan Rusia, Qatar dan Arab Saudi, serta India dan Pakistan. Tapi untuk tarif logam AS, alasan keamanan nasional kurang masuk akal," ujar Simon Lester, seorang akademisi pada bidang studi kebijakan perdagangan di Cato Institute, Washington.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Akhirul Anwar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper