Bisnis.com, JAKARTA - Komandan Komando Satuan Tugas Bersama Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono menilai ucapan anggota Dewan Pertimbangan Presiden Agum Gumelar tentang sikap ayahnya, Susilo Bambang Yudhoyono, subyektif dan tendensius.
Meski begitu, AHY tertawa dan mengaku menanggapi ringan saja ucapan Agum itu.
"Saya juga heran kok Pak Agum Gumelar punya statement seperti itu. Saya pikir terlalu subyektif dan tendensius," kata AHY di kawasan Jakarta Selatan, Kamis, (14/3/2019).
Dalam sebuah video yang diunggah Ulin Niam Yusron sebelumnya, Agum mengaku heran dengan keputusan SBY mendukung Prabowo Subianto. Sebab, kata Agum, mantan presiden dua periode itu sebelumnya menjadi anggota Dewan Kehormatan Perwira yang ikut menandatangani rekomendasi pemberhentian Prabowo dari militer.
Rekomendasi itu terkait dengan dugaan keterlibatan Prabowo dalam penculikan dan penghilangan paksa aktivis prodemokrasi tahun 1997/1998. Agum mengatakan semua anggota DKP menandatangani surat rekomendasi pemberhentian itu. Adapun anggota DKP ialah Subagyo Hadi Siswoyo, Fachrul Razi, Arie J. Kumaat, Yusuf Kartanegara, Djamari Chaniago, SBY, dan Agum.
"SBY tanda tangan, semua tanda tangan. Ya walaupun saya heran ini yang tanda tangan rekomendasi kok malah sekarang mendukung," kata Agum dalam video tersebut.
Baca Juga
AHY balik mempertanyakan sikap Agum Gumelar dulu pada Pemilihan Umum 2009. Ketika itu, Prabowo berpasangan dengan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
"Kami heran dan mempertanyakan juga sikap beliau pada tahun 2009, ketika Ibu Mega dan Pak Prabowo berpasangan menjadi kontestan pemilu. Apa sikap beliau kami ingin tahu juga dulu," kata AHY.
AHY berujar, dia menghormati Agum dan para seniornya di militer yang terjun ke politik. Namun, AHY mengajak mereka untuk fokus berbicara tentang masa depan. Menurut dia, rakyat justru akan dirugikan jika para elite senior terus terjebak pada narasi masa lalu.
"Jangan terjebak di masa lalu yang belum tentu benar, yang tidak produktif, tidak konstruktif," ucapnya.
Selain menyinggung SBY, Agum Gumelar juga membeberkan cerita pemecatan Prabowo. Dia juga mengklaim bicara dari hati ke hati dengan anggota Tim Mawar--tim yang diduga melakukan penculikan dan penghilangan paksa aktivis 1997/1998, yang merupakan bekas anak buahnya.
"Ketika dari hati ke hati dengan mereka, di situlah saya tahu di mana matinya orang-orang itu, di mana dibuangnya, saya tahu detail," kata Agum.