Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Unicef: 1,25 Juta Anak Somalia Terancam Gizi Buruk Akut Tahun Ini

Badan PBB itu melaporkan sebanyak separuh anak yang berusia di bawah lima tahun, atau lebih dari 1,25 juta diperkirakan kekurangan gizi akut tahun ini. Jumat tersebut meliputi sebanyak 232.000 anak yang akan menderita kekurangan gizi akut dan memerlukan perawatan khusus penyelamat nyawa.
Seorang anak pengungsi yang menderita malnutrisi mendapatkan perawatan di dalam bangsal anak di Rumah Sakit Banadir, Mogadishu, ibukota Somalia, Kamis (25/8). Uni Afrika akan menggelar konferensi tingkat tinggi untuk menggalang dana atas bencana kelaparan di daerah Tanduk Afrika. KTT yang dianggap sudah terlambat ini akhirnya digelar setelah kritikan yang memuncak terhadap respon mereka yang lemah terhadap bencana yang telah memakan korban ribuan jiwa itu. (FOTO ANTARA/REUTERS/Feisal Oma)
Seorang anak pengungsi yang menderita malnutrisi mendapatkan perawatan di dalam bangsal anak di Rumah Sakit Banadir, Mogadishu, ibukota Somalia, Kamis (25/8). Uni Afrika akan menggelar konferensi tingkat tinggi untuk menggalang dana atas bencana kelaparan di daerah Tanduk Afrika. KTT yang dianggap sudah terlambat ini akhirnya digelar setelah kritikan yang memuncak terhadap respon mereka yang lemah terhadap bencana yang telah memakan korban ribuan jiwa itu. (FOTO ANTARA/REUTERS/Feisal Oma)

Bisnis.com, NEW YORK -- UNICEF baru-baru ini mengatakan lebih dari 1,25 juta anak diperkirakan akan kekurangan gizi akut di Somalia pada tahun ini akibat banjir.

Kepala Juru Bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan kepada wartawan di Markas Besar PBB bahwa banjir yang terjadi sejak April diduga menjadi penyebabnya.

Badan PBB itu melaporkan sebanyak separuh anak yang berusia di bawah lima tahun, atau lebih dari 1,25 juta diperkirakan kekurangan gizi akut tahun ini. Jumat tersebut meliputi sebanyak 232.000 anak yang akan menderita kekurangan gizi akut dan memerlukan perawatan khusus penyelamat nyawa.

"Banyak daerah yang terkena dampak banjir berada di jalur wabah campak yang menyerang, dan puncak kasus kolera/diare berair akut adalah ancaman utama," kata Dujarric, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dikuti, Senin (11/6/2018).

"Hujan menyebarkan penyakit yang sangat mematikan bagi anak yang kekurangan gizi dengan sistem kekebalan tubuh yang rapuh," kata Christophe Boulierac, Juru Bicara UNICEF di Jenewa.

"Banjir telah merusak pusat air, instalasi kesehatan dan prasarana penting lain, dan 22 pusat gizi yang merawat lebih dari 6.000 anak penderita gizi buruk akut di daerah yang menampung orang yang menjadi pengungsi di dalam negeri mereka (IDP) dipaksa ditutup," katanya.

Boulierac mengatakan dana jangka-pendek UNICEF mulai tipis, dan "itu akan merugikan layanan air, kesehatan serta gizi".

UNICEF telah menerima US$24,3 juta tahun ini dari kebutuhannya sebesar US$154,9 juta, sehingga masih kekurangan mencapai US$110,3 juta, atau 71% dari yang dibutuhkan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Fajar Sidik
Sumber : antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper