Bisnis.com, NEW YORK -- UNICEF baru-baru ini mengatakan lebih dari 1,25 juta anak diperkirakan akan kekurangan gizi akut di Somalia pada tahun ini akibat banjir.
Kepala Juru Bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan kepada wartawan di Markas Besar PBB bahwa banjir yang terjadi sejak April diduga menjadi penyebabnya.
Badan PBB itu melaporkan sebanyak separuh anak yang berusia di bawah lima tahun, atau lebih dari 1,25 juta diperkirakan kekurangan gizi akut tahun ini. Jumat tersebut meliputi sebanyak 232.000 anak yang akan menderita kekurangan gizi akut dan memerlukan perawatan khusus penyelamat nyawa.
"Banyak daerah yang terkena dampak banjir berada di jalur wabah campak yang menyerang, dan puncak kasus kolera/diare berair akut adalah ancaman utama," kata Dujarric, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dikuti, Senin (11/6/2018).
"Hujan menyebarkan penyakit yang sangat mematikan bagi anak yang kekurangan gizi dengan sistem kekebalan tubuh yang rapuh," kata Christophe Boulierac, Juru Bicara UNICEF di Jenewa.
"Banjir telah merusak pusat air, instalasi kesehatan dan prasarana penting lain, dan 22 pusat gizi yang merawat lebih dari 6.000 anak penderita gizi buruk akut di daerah yang menampung orang yang menjadi pengungsi di dalam negeri mereka (IDP) dipaksa ditutup," katanya.
Baca Juga
Boulierac mengatakan dana jangka-pendek UNICEF mulai tipis, dan "itu akan merugikan layanan air, kesehatan serta gizi".
UNICEF telah menerima US$24,3 juta tahun ini dari kebutuhannya sebesar US$154,9 juta, sehingga masih kekurangan mencapai US$110,3 juta, atau 71% dari yang dibutuhkan.