Bisnis.com, TOKYO - Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan pada Kamis (26/1/2017) Tokyo dan Washington mungkin dapat mengadakan pembicaraan perdagangan bebas bilateral lantaran penarikan Presiden AS Donald Trump dari Trans-Pacific Partnership (TPP) pekan ini.
Memenuhi janji kampanye, Trump menandatangani sebuah perintah eksekutif pada Senin (23/1/2017) saat Amerika Serikat menarik dari TPP dan menjauhkan Washington dari sekutu Asianya. Trump mengatakan TPP akan merampok Amerika dari pekerjaan dan investasi.
"Jepang akan terus menekankan pentingnya TPP dengan AS, tetapi tidak benar-benar tidak layak untuk membicarakan EPA (Economic Partnership Agreement) dan FTA (Free Trade Agreement)" dengan Amerika Serikat." Abe mengatakan kepada parlemen setelah ditanya tentang pembicaraan perdagangan antara kedua negara.
Ditanya tentang pembicaraan tentang kesepakatan perdagangan AS-Jepang pada hari Rabu, Abe mengatakan dia akan menahan diri dari berspekulasi tentang kebijakan perdagangan Trump sampai line up kabinetnya disetujui dan kebijakan menjadi lebih jelas. Trump telah membuat jelas bahwa ia nikmat dengan transaksi perdagangan dua arah dibanding yang multilateral.
Sisa 11 negara pendukung TPP - Jepang, Australia, Selandia Baru, Kanada, Brunei, Chili, Malaysia, Meksiko, Peru, Singapura dan Vietnam - diharapkan untuk mengadakan pembicaraan pada Maret ini untuk mencoba dan menyelamatkan pakta perdagangan multilateral.
Australia telah menyarankan China sebagai anggota TPP, menggantikan Amerika Serikat, tetapi Beijing memiliki perjanjian perdagangan multilateral sendiri dan Jepang dingin pada ide itu. Banyak negara-negara Asia telah melihat TPP sebagai penyeimbang kekuatan China yang tumbuh di wilayah tersebut.
Abe Ingin Bicarakan Perdagangan Bebas Bilateral Dengan Trump
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan pada Kamis (26/1/2017) Tokyo dan Washington mungkin dapat mengadakan pembicaraan perdagangan bebas bilateral lantaran penarikan Presiden AS Donald Trump dari Trans-Pacific Partnership (TPP) pekan ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium