Bisnis.com, DENPASAR--Laju inflasi Bali pada akhir tahun ini diperkirakan mengalami kenaikan di atas tahun lalu dengan kisaran angka +/- 5%.
Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik Bali Didik Nursetyohadi memperkirakan kenaikan inflasi tersebut akibat sumbangkan dari berbagai macam kelompok seperti harga bahan pokok diantaranya cabe rawit yang saat ini telah mencapai 50 ribu/kg.
Selain itu, harga tiket angkutan udara dan sewa rumah juga turut andil dalam penyumbang inflasi.
"Untuk itu, seluruh stake holder untuk melakukan kerja keras dalam mengantisipasi laju inflasi tersebut dengan melakukan langkah-langkah kongkrit dilapangan," ujarnya saat rapat TPID, Rabu (14/12/2016).
Menjelang hari Raya Natal dan Tahun Baru, tekanan inflasi di Bali diperkirakan akan meningkat khususnya pada seluruh kelompok bahan pangan. Wagub Sudikerta mengatakan bahwa inflasi Bali pada bulan November 2016 tercatat sebesar 0.37%, dan angka tersebut tercatat masih lebih rendah dibandingkan dengan inflasi Nasional sebesar 0.47% (month to month). Sedangkan secara tahunan inflasi Bali sebesar 3,61% (yoy), sementara Nasionl sebesar 3,58% (yoy) .
Menurutnya, besaran angka inflasi tersebut masih berpotensi untuk mengalami kenaikan pada akhir tahun. Terlebih, lanjutnya, tekanan inflasi di Bali didorong oleh kelompok inflasi komponen bergejolak atau “volatile food” , dimana inflasi yang dominan dipengaruhi oleh shocks (kejutan) dalam kelompok bahan makanan seperti panen, gangguan alam, atau faktor perkembangan harga komoditas pangan domestik maupun perkembangan harga komoditas pangan internasional.
Untuk menanggulangi hal tersebut, Sudikerta minta kepada seluruh pemangku kepentingan khususnya yang tergabung dalam TPID se-Provinsi Bali untuk dapat saling bekerjasama dan saling berkoordinasi dalam mencapai 4K yang meliputi ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi dan komunikasi ekspektasi.
Dalam upaya menjamin Ketersediaan Pasokan, diharapkan seluruh tim bersama-sama membangun, memperkuat serta menjaga ketersediaan pasokan kebutuhan pokok. Selanjutnya menguatkan komitmen dan merealisasikan kerjasama perdagangan dengan daerah pemasok,agar menjelang NATARU tidak terjadi kelangkaan pangan yang menyebabkan tingginya harga pangan.
TPID juga diminta dapat bekerjasama untuk menjaga Ketersediaan Harga, dengan melakukan transparansi proses pembentukan harga serta menggalakkan program stabilisasi harga dengan cara pemantauan harga harian, sidak serta operasi pasar murah. Dia juga minta kerjasama semua pihak terkait Kelancaran Distribusi dengan cara peningkatan dan pembenahan infrastruktur distriubusi/trasportasi dan pertanian.