Kabar24.com, JENEWA – UNCTAD menandatangani kontrak kerja sama senilai 380.000 euro dengan Uni Eropa untuk memangkas biaya perdagangan lintas batas bagi sejumlah negara di Afrika bagian tengah.
Melalui kesepakatan tersebut, Uni Eropa memberikan dukungan dana setara $420.000 kepada UNCTAD agar dapat membantu negara-negara tersebut menyesuaikan diri dengan berbagai peraturan perdagangan, termasuk Trade Facilitation Agreement, sebuah perjanjian dari World Trade Organization (WTO), yang akan merampingkan prosedur impor, ekspor dan transit di antara 162 anggota WTO.
Perjanjian tersebut, menurut WTO, dapat meningkatkan nilai ekspor barang global hingga $1 triliun per tahun.
Trade Facilitation Agreement kemungkinan akan mulai berlaku pada 2017 ketika dua-pertiga keseluruhan negara yang menandatanganinya juga telah meratifikasinya. Bangladesh menjadi anggota ke-94 dari WTO dan yang ke-12 dari Least Developed Country (LDC) yang melakukannya pada September 2016.
Wakil Sekretaris Jenderal UNCTAD Joakim Reiter menjelaskan dukunga dana dari Eropa ini akan membantu negara-negara berkembang untuk mempersiapkan diri menghadapi pelaksanaan Trade Facilitation Agreement.
“Ini merupakan bagian penting dari peran UNCTAD, dan kami berterima kasih kepada Uni Eropa untuk donasi ini, yang akan menjadi dorongan signifikan bagi masing-masing negara tersebut," katanya dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Sabtu (15/10/2016).
Reiter menjelaskan hingga saat ini biaya perdagangan di negara-negara berkembang diperkirakan rata-rata 1,8 kali lebih tinggi dibandingikan negara-negara maju.
Biaya perdagangan tertinggi, jelasnya, bahkan dikeluarkan oleh negara-negara Afrika.
“Pelaksanaan fasilitasi perdagangan sangat relevan untuk partisipasi negara-negara berkembang dalam jalinan global, perdagangan barang diproduksi dan integrasi regional,” kata Reiter.
Adapun, kontrak kerja sama ini akan berjalan selama tiga tahun, yakni sejak Januari 2017.