Bisnis.com, MOGADISHU - Sejumlah penembak dikabarkan menewaskan seorang wartawan radio Somalia di ibukota, Mogadishu, Selasa, kata petugas.
Pembunuhan wartawan di Somalia jarang terjadi dan sebagian besar pihak menduga pelakunya pegaris keras al-Shabaab.
Kelompok itu ingin memerintah Somalia berdasarkan atas hukum Islam dengan berupaya menjatuhkan pemerintah dukungan Barat.
"Beberapa pria bersenjata pistol membunuh rekan kami pada petang ini," kata manajer stasiun radio Shabelle, Abukar Sheikh, lewat telepon, merujuk kepada korban, Abdiasis Ali Haji.
Mayor Polisi Mohamed Nur mengatakan, wartawan itu dibunuh dua pria dengan pistol.
Pelaku melarikan diri sebelum petugas sampai ke tempat kejadian, tambahnya.
Serikat Wartawan Nasional Somalia mengutuk pembunuhan tersebut dan mendesak pemerintah menyelidikinya serta menghukum pelaku.
Beberapa pria, diduga anggota al-Shabaab, Juni, menembak mati wanita wartawan Sagal Salad.
Ia bekerja untuk media pemerintah, Radio Mogadishu.
Wartawan Radio Mogadishu akhir tahun lalu juga terbunuh dalam ledakan mobil.
Dua pelaku telah dieksekusi, April.
Somalia dinilai tak begitu stabil mengingat banyaknya aksi kerusuhan sejak awal 1990-an, khususnya setelah kejatuhan pemimpin diktator militer, Mohamed Siad Barre.
Pemerintah pusat, militer Somalia, dan pasukan perdamaian yang didukung Uni Afrika telah menguatkan penjagaan di negara itu.
Namun, serangan bom dan penembakan oleh al-Shabaab masih kerap terjadi.
Wartawan Radio Somalia Tewas Ditembak
Sejumlah penembak dikabarkan menewaskan seorang wartawan radio Somalia di ibukota, Mogadishu, Selasa, kata petugas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
2 jam yang lalu
Keputusan Akhir Tahun Mereka yang Serok Jumbo Saham ACES
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
2 menit yang lalu
Jendral Rusia Terbunuh, Vladimir Putin Rencanakan Balas Dendam
51 menit yang lalu