Bisnis.com, JENEWA - Rusia menyepakati gencatan senjata 48 jam di kota Aleppo, Suriah, untuk memberi kesempatan pengiriman bantuan, kata pejabat PBB pada Kamis (26/8/2016).
Meski demikian, PBB --yang pertama mengusulkan gencatan senjata sementara tersebut-- masih menunggu jaminan keamanan dari pihak lain, yang bertempur.
PBB meminta gencatan 48 jam per pekan di Aleppo untuk meringankan penderitaan dua juta warga Aleppo, yang terjebak di tengah perang. Namun, perbedaan sikap negara besar, yang masing-masing mendukung kubu berbeda, mempersulit penerapan usul itu.
"Federasi Rusia sepakat berhenti 48 jam. Kami sekarang menunggu kesepakatan sama dari pelaku di lapangan. Itu butuh waktu lebih panjang daripada yang saya kira," kata Jan Egeland, kepala satuan tugas humaniter PBB, kepada wartawan.
Sementara itu komentar sama disampaikan oleh Utusan Khusus PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura, yang juga masih menunggu pihak-pihak lain untuk kata sepakat.
"Kami siap, truk pengangkut bantuan sudah siap dan bisa langsung berangkat segera setelah kami mendapatkan persetujuan," kata de Mistura.
Rusia adalah negara terbesar pendukung pemerintahan Presiden Bashar al Assad di Suriah. Sementara kelompok gerilyawan didukung oleh Barat dan negara-negara Teluk.
Pada Kamis, Gedung Putih juga mendukung upaya PBB untuk mengirim bantuan kemanusiaan di Aleppo dan akan menyambut baik keterlibatan dari Rusia.
Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan, selain mendukung gencatan senjata 48 jam di Aleppo, mereka juga tengah mengupayakan kebijakan serupa yang lebih luas dalam perundingan di Jenewa pada Jumat.
"Jika PBB butuh 48 jam, tentu kami akan mendukung. Tapi fokus kami adalah gencatan senjata terbatas di seluruh wilayah negara," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, Elizabeth Trudeau.
Dia menegaskan bahwa hal tersebut akan membuat semua warga Suriah mendapatkan bantuan dan dapat menjadi permulaan bagi transisi politik.
Pada 19 Agustus, payung utama kelompok oposisi Suriah dengan hati-hati menyambut baik usulan PBB di Aleppo. Mereka mengajukan syarat agar gencatan senjata tersebut diawasi PBB.
De Mistura berupaya membawa wakil pemerintah dan oposisi ke meja perundingan pada bulan ini.
Dia mengaku tengah menunggu hasil pertemuan pada Jumat antara menteri luar negeri Amerika Serikat dan Rusia sebelum berkomentar lebih jauh mengenai proses politk perdamaian di Suriah.
Rencananya, PBB akan mengirim makanan ke wilayah timur Aleppo yang dikuasai gerilyawan dan di barat yang dikuasai kubu pemerintah, kata Egeland.
"Pertama, kami akan menuju daerah timur Aleppo dari Turki. Dalam gencatan 48 jam per pekan yang pertama, kami akan mengirim dua konvoy, masing-masing dengan 20 truk, yang cukup untuk membawa makanan bagi 80.000 orang di kawasan timur Aleppo," kata Egeland.
Sementara itu, suplai untuk wilayah barat akan dikirim melalui Damaskus.
Rusia Sepakati Gencatan Senjata Di Allepo
Rusia menyepakati gencatan senjata 48 jam di kota Aleppo, Suriah, untuk memberi kesempatan pengiriman bantuan, kata pejabat PBB pada Kamis (26/8/2016).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
2 jam yang lalu
Deretan Kader Gerindra yang Duduk di Jabatan Strategis BUMN
4 jam yang lalu