Bisnis.com, JAKARTA - Prestasi Ahok yang mentereng nemang sudah banyak merubah wajah birokrasi di Jakarta. Namun, berbeda dengan perusahaan daerah yang mengurusi Air Jakarta untuk warga (PALYJA). Saya Wusda H. Ribawa dan istri, mendapat pelayanan yang sangat buruk dari jajaran staf di PALYJA.
Pada awalnya ketika kami ingin bayar tagihan air Februari 2016, ternyata tagihan kami melonjak jadi Rp2 juta. Padahal, sudah 2 tahun kami tinggal di Pancoran Barat XI dan tagihan air selalu di kisaran Rp200.000 hingga Rp250.000, karena keanehan tersebut kami lapor ke bagian service di lapangan.
Laporan ditanggapi pada 7 Maret dan sudah diperiksa oleh Pak Gunawan. Saya sendiri melihat bahwa meteran tersebut muter sangat cepat, padahal air sudah kami matikan. Setelah diotak-atik meteran kembali normal.
Lantas kami dikasih selembar kertas PENGUJIAN METER PELANGGAN dan disuruh lapor ke kantor PALYJA yang di Darmawangsa Jaksel. Di sana kami di-oper-oper dan tidak dilayani dengan baik oleh Bu Ivo dan beberapa customer service lainnya. Bahkan, kami disuruh bayar senilai Rp2 juta tersebut.
Kami datang karena ingin minta penjelasan dan solusi agar kejadian ini agar tidak terjadi lagi pada siapa pun warga Jakarta baik yang kaya maupun yang miskin.
*) Wusda H. Ribawa Pancoran Barat, Jakarta