Bisnis.com, HAVANA - Presiden Amerika Serikat Barack Obama pada Senin (21/3/2016) akan bertemu dengan Presiden Kuba Raul Castro saat melakukan kunjungan bersejarah ke negara tersebut untuk mendesakkan agenda reformasi demokrasi dan ekonomi.
Sementara itu di sisi Kuba, Castro juga akan menyampaikan protes terkait terus berlanjutnya sanksi-sanksi ekonomi dari Amerika Serikat.
Sebelum Obama dan Castro memutuskan untuk membangun kembali hubungan bilateral 15 bulan yang lalu, Amerika Serikat dan Kuba merupakan musuh abadi pada masa perang dingin yang berlanjut setelah jatuhnya Uni Soviet.
Saat ini, publik Amerika Serikat menekan Obama untuk mendorong agar pemerintahan komunis Castro membuka perekonomian di negaranya dan semakin memperluas demokrasi.
Sejumlah orang dekat Obama mengatakan bahwa presiden Amerika Serikat tersebut akan menyampaikan desakan reformasi ekonomi dan akses internet yang lebih luas bagi warga Kuba. Pemerintah Amerika Serikat memperkirakan bahwa perubahan itu mungkin akan terjadi dalam kongres Partai Komunis di Kuba pada bulan depan.
Meski demikian, mereka menilai perubahan politik yang lebih terbuka tidak akan terjadi.
Obama sendiri akan tetap berbicara mengenai kebebasan berpendapat dan berserikat saat mengunjungi Kuba.
"Saya akan menyampaikan persoalan ini secara langsung dengan Presiden Castro," kata Obama kepada kelompok oposisi Kuba, Ladies in White, dalam sebuah surat bertanggal 10 Maret.
Sementara itu Castro menyatakan bahwa negaranya tidak akan mundur dari revolusi yang sudah berusia 57 tahun. Sejumlah pejabat juga mendesak agar Amerika Serikat menghentikan embargo ekonomi dan mengembalikan pangkalan angkatan laut teluk Guantanamo agar kedua negara bisa mengembalikan hubungan normal.
Obama sendiri sempat meminta Kongres untuk menghentikan embargo yang sudah berlangsung selama 54 tahun. Namun Kongres yang dikuasai oleh Partai Republik menolaknya.
Menanggapi penolakan itu, Obama menggunakan kewenangan eksekutifnya untuk melonggarkan pembatasan aktivitas perdagangan dan kunjungan ke Kuba.
Kuba kemudian memuji langkah tersebut dan Castro akan memanfaatkan pertemuan pada Senin untuk mendesak agar Obama melakukan langkah yang lebih jauh.
"Kami berpendapat bahwa pemerintah Amerika Serikat mampu mengambil kebijakan yang lebih banyak untuk memperjelas arah hubungan kedua negara," kata Menteri Perdagangan Kuba, Rodrigo Malmierca, kepada sejumlah wartawan pada Ahad.
Obama dan Castro sebelumnya pernah bertemu di Panama pada April tahun lalu dalam pertemuan puncak regional. Mereka juga sempat berbincang sebentar dalam upacara pemakaman Nelson Mandela pada 2013 dan Majelis Umum PBB pada September lalu.
Obama dan Raul Castro Akan Bertemu
Presiden Amerika Serikat Barack Obama pada Senin (21/3/2016) akan bertemu dengan Presiden Kuba Raul Castro saat melakukan kunjungan bersejarah ke negara tersebut untuk mendesakkan agenda reformasi demokrasi dan ekonomi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
16 menit yang lalu
Babak Baru Kasus Judi Online Komdigi, Budi Arie Bakal Terjerat?
55 menit yang lalu