Kabar24.com, JAKARTA -- Posisi pengetahuan perempuan adat akan dibawa ke KTT Perubahan Iklim di Paris, Prancis sebagai salah satu upaya pelestarian lingkungan lokal.
Devi Anggraini, Ketua Umum Perempuan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), menuturkan perubahan drastis akibat industri, mengubah warisan perempuan adat. Salah satunya adalah meluasnya industri perkebunan sawit.
"Hal ini berdampak pada diskriminasi yang dialami perempuan adat," kata Devi dalam rilisnya, Kamis (12/11/2015).
Dia menuturkan perubahan yang drastis dan dalam skala luas pada wilayah kelola perempuan adat tidak mampu direspons oleh kelompok tersebut. Oleh karena itu, sambungnya, pihaknya akan menyampaikan pengetahuan perempuan adat sekaligus dampak yang terjadi.
Devi menuturkan pihaknya menginginkan dalam setiap negosiasi dalam perubahan iklim, perempuan adat selalu dilibatkan secara penuh. Walaupun demikian, pihaknya menyerahkan masalah itu kepada delegasi yang akan datang ke KTT tersebut nanti.
Mina Setra, Deputi I Pengurus Besar AMAN, menegaskan perempuan adat pada umumnya dikategorikan dalam kelompok rentan bersama anak-anak, lansia dan pihak-pihak disabilitas.
Dia menuturkan perempuan adat seharusnya mendapatkan perlindungan khususnya dalam implementasi program konservasi.
"Sedangkan dalam isu adaptasi perubahan iklim, perempuan adat juga perlu menyerukan pendanaan khusus untuk pemenuhan kebutuhan spesifik perempuan adat," kata Mina.