Kabar24.com, JAKARTA--Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu berharap program Bela Negara dapat menekan angka perkelahian antarwarga di Tanah Air.
Seusai bertemu dengan Presiden Joko Widodo, Menhan mengatakan program tersebut berbeda dengan konsep wajib militer yang diterapkan oleh sejumlah negara.
Program ini, lanjutnya, merupakan serangkaian pelatihan yang bertujuan untuk mengubah perilaku warga negara sehingga bangga dan cinta terhadap bangsanya. Dengan demikian, warga negara siap bekerja dan berkorban untuk bangsa dan negaranya.
"Sekarang tukang ojek dengan Gojek berkelahi. Harusnya kalau Bela Negara kan enggak terjadi, kan gitu," ujarnya di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin (19/10).
Ryamizard menuturkan program untuk memupuk rasa bangga dan cinta terhadap bangsa dan negara itu dilakukan melalui pelatihan tentang hukum, pendidikan kewarganegaraan dan Pancasila, sejarah perjuangan bangsa, serta penanganan bencana alam. Program ini, lanjutnya, tidak memasukan komponen bela diri dalam kurikulum Bela Negara yang disusun Kementerian Pertahanan.
"Bagaimana dia bangga kalau enggak ngerti sejarah perjuangan panjang sekali, kita dijajah berapa ratus tahun," imbuhnya.
Menhan mengaku telah berdiskusi dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan agar semangat bela negara menjadi materi pembelajaran di tingkat sekolah dasar (SD).
"Sekolah dasar harus. Saya sampaikan dengan menteri pendidikan itu proses yang penting. Nanti kalau dia [siswa SD] enggak ngerti enggak usah diluluskan saja. Penting itu," pungkasnya.
Menhan Harap Program Bela Negara Tekan Tawuran Warga
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu berharap program Bela Negara dapat menekan angka perkelahian antarwarga di Tanah Air.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Ana Noviani
Editor : Rustam Agus
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
1 jam yang lalu