Untuk memastikan pemicu peristiwa jamaah terdesak, terdorong, dan terinjak-injak sehingga timbul ratusan atau bahkan ribuan korban meninggal, Pemerintah Arab Saudi melakukan investigasi.
Investigasi dimaksudkan untuk mengetahui siapa yang sebenarnya bertanggung jawab atas peristiwa tragis tersebut.
Kecepatan otoritas Arab Saudi melakukan investigasi dan mengumumkan hasilnya sangat ditunggu masyarakat, terutama keluarga mereka yang menjadi korban dalam peristiwa tersebut.
Apalagi telah beredar berita kunjungan Putera Mahkota Arab Saudi dan tamu istimewanya telah turut menjadi pemicu kejadian di Mina itu, karena jalan menuju Jamarat, tempat lontar jamrah, menjadi ditutup.
"Adanya putra mahkota yang mengunjungi lokasi itu tidak benar. Media asing juga menyampaikan adanya gas beracun, itu semua bohong. Tidak benar," kata Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Mustafa Ibrahim Al Mubarak, dalam jumpa pers di Jakarta.
Ia berharap semua pihak bersabar untuk menunggu hasil investigasi tersebut.
Sementara itu Konsuler Jenderal Republik Indonesia (Konjen RI) Dharmakirty Syailendra Putra mengatakan dalam waktu dekat Pemerintah Arab Saudi akan mengumumkan hasil investigasinya.
"Konjen RI di Jeddah sudah mendapat informasi awal dari pihak Arab Saudi yang menyatakan hasil investigasi mereka mungkin keluar dalam minggu ini," katanya.
Sebagai diplomat, ia nampak menghormati proses investigasi Pemerintah Arab Saudi tersebut, meski sekali lagi terbilang lamban.
Dharmakirty mengaku tidak ingin terlibat dalam asumsi dan informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Apalagi informasi tersebut cenderung bermuatan politik terkait isu geopolitik dan keamanan di Timur Tengah.
"Jadi sebaiknya semua pihak menahan diri dan menunggu hasil investigasi yang akan diumumkan secara resmi oleh Arab Saudi," ujarnya.