Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyebut perjanjian perdagangan bebas dengan Indonesia akan membantu untuk memperkuat rantai pasok energi bersih dan transisi digital.
Perjanjian dimaksud adalah Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement atau IEU-CEPA, yang akhirnya disepakati setelah proses perundingan selama 10 tahun.
Kesepakatan itu disampaikan oleh Ursula von der Leyen di Brussel, Belgia usai bertemu dengan Presiden RI Prabowo Subianto.
"Kami ingin tidak hanya pasokan yang aman, namun juga pasokan yang bertanggung jawab. Kami memiliki kesamaan terkait dengan hal ini, yakni menghargai lingkungan, menghormati masyarakat lokal dan fokus yang jelas pada penciptaan lapangan pekerjaan san nilai lokal," ujar Ursula pada pernyataan pers bersama dengan Prabowo, dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (13/7/2025).
Ursula mengeklaim bahwa ini adalah cara Eropa dalam menjalankan usaha-usahanya. Dia meyakinkan Indonesia bahwa blok 27 negara Eropa itu bisa diandalkan.
"Ini adalah cara Eropa melakukan bisnis, dan Anda bisa mengandalkan kami," ujarnya kepada Prabowo.
Baca Juga
Adapun Presiden Prabowo berterima kasih kepada Presiden von der Leyen yang telah menerimanya pada Minggu siang ini. Dia menyampaikan bahwa pertemuan itu menunjukkan kedua negara memiliki hubungan baik.
Prabowo menilai IEU-CEPA yang telah disepakati itu merupakan suatu terobosan.
"Setelah 10 tahun negosiasi, kami telah menyelesaikan kesepakatan terhadap Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif, yang pada dasarnya adalah perjanjian perdagangan bebas," terangnya.
Menurut Prabowo, Indonesia dan Uni Eropa telah mencapai banyak kesepakatan dalam pertemuan bilateral ini. Kedua negara juga disebut akan mengakomodasi kepentingan ekonomi satu sama lain yang mencerminkan hubungan saling menguntungkan.
Presiden ke-8 RI itu memaparkan, Uni Eropa adalah negara yang memimpin dalam hal ilmu pengetahuan, teknologi serta keuangan. Sementara itu, Indonesia memiliki kekayaan sumber daya kritis.
Dia menilai kemitraan antara kedua negara, termasuk dengan Asean, akan memberikan kontribusi yang penting terhadap stabilitas ekonomi dan geopolitik dunia.
"Kami menilai Eropa penting bagi kami, oleh karena itu kami ingin melihat lebih kehadiran dan partisipasi Eropa pada perekonomian kami," ucap Prabowo.
Pada pertemuan antara pemimpin kedua negara dan jajarannya, terang Prabowo, tidak ada ketidaksepakatan antara Indonesia dan Uni Eropa.
"Mungkin tidak banyak dari kita yang ingin mengakuinya secara terbuka, tapi saya di sini mengakui terbuka bahwa kami ingin melihat Eropa yang lebih kuat," ucapnya.
Sekadar untuk diketahui, perjanjian kemitraan ekonomi Indonesia dan Uni Eropa itu akan perlu diratifikasi oleh parlemen masing-masing di kedua negara.