Kabar24.com, SURIAH - Anggota koalisi militer pimpinan AS untuk melawan kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) meminta Rusia untuk menghentikan serangan udara di Suriah.
AS dan sekutunya menyebutkan Rusia telah menyerang kelompok oposisi Suriah dan warga sipil. Dalam pernyataan bersama AS, Inggris, Turki dan anggota koalisi lainnya mengatakan serangan Rusia hanya akan menimbulkan ekstremisme, seperti dilansir BBC, Jumat (2/10/2015).
Namun, Rusia mengelak hal tersebut dan menegaskan bahwa serangannya itu ditujukan kepada ISIS. Seorang pejabat senior Rusia juga mengatakan serangan dapat berlangsung selama tiga sampai empat bulan.
Kepala Komite Urusan Luar Negeri Parlemen Rusia, Alexei Pushkov mengatakan, AS hanya berpura-pura menghancurkan ISIS. Pushkov meyakini bahwa gerakan Rusia bakal jauh lebih efektif.
Sebelumnya, Angkatan Udara Rusia memulai serangan udara di Suriah, Rabu (30/9/2015). Militer Suriah mengklaim, Rusia telah melancarkan 18 serangan udara sejak Kamis (1/10/2015) malam waktu setempat.
Kementerian Pertahanan Rusia juga menyebutkan telah menyerang kamp ISIS di Raqqa pada Kamis (1/10). Sementara itu, aktivis melaporkan bahwa setidaknya 12 militan ISIS tewas.
Serangan di Suriah merupakan keterlibatan pertama militer Rusia di luar Uni Soviet sejak akhir Perang Dingin.
KRISIS SURIAH: Koalisi AS Desak Rusia Hentikan Serangan Udara
Anggota koalisi militer pimpinan AS untuk melawan kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) meminta Rusia untuk menghentikan serangan udara di Suriah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
11 jam yang lalu
Ada yang Masuk & Borong Jumbo Saham PGAS Jelang Tutup 2024
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
2 jam yang lalu
Legislator PKS Protes Sekolah Internasional Kena PPN 12%
4 jam yang lalu
Pesan Gibran ke Paspampres: Humanis ke Masyarakat
7 jam yang lalu