Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, M. Nasir mengatakan saat ini telah ditemukan sejumlah publikasi jurnal internasional yang tidak terverifikasi keabsahannya.
"Publikasi internasional ada masalah juga di sana namanya jurnal abal-abal atau di luar negeri ditemukan predator jurnal. Ini terjadi di pergutuan tinggi abal-abal yang melakukan jurnal abal-abal tanpa melakukan review," ucap Nasir di Gedung BPPT, Selasa (4/8/2015).
Menurut Nasir,sama halnya dengan ijazah palsu adanya publikasi abal-abal ini juga akan berdampak buruk pada kualitas pendidikan di Indonesia. Publikasi jurnal internasional yang tidak melalui proses review akan menjadi masalah jika dijadikan referensi.
"Jika tidak diverifikasi dengan baik lalu dipublikasikan maka yang dijadikan referensi jadi salah, hasilnya akan salah juga. Jangan sampai Indonesia mengadopsi kesalahan internasional," tutur mantan rektor Universitas Diponegoro ini.
Untuk publikasi international, kata Nasir, diharapkan untuk dilakukan pelacakan terlebih dahulu keberadaan lembaga publikasi internasional tersebut.
"Siapa yang akan menjadi reviewer jurnal, apakah internal atau eksternal harus dilihat juga berapa yang di-accept oleh mereka. Jika semua di-accept tidak ada review dan ini tidak baik," tambahnya.
Kurangnya jumlah publikasi internasional dari profesor di Indonesia menjadi Indonesia terpandang sebelah mata dalam dunia riset. Padahal, pada kenyataannya banyak sekali riset yang dilakukan di Indonesia tetapi tidak pernah terpublikasikan.