Bisnis.com, MANADO - China bakal membangun infrastruktur listrik untuk menunjang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung guna memperlancar kawasan industri tersebut.
"Rencananya pembangunan pembangkit listrik di kawasan KEK Bitung tersebut 2x150 MW," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Jenny Karouw di Manado, Jumat (3/4/2015).
Jenny mengatakan pembangkit listrik dalam KEK Bitung tersebut akan dikelola langsung oleh badan usaha milik negara China.
Pembangkit listrik tersebut, katanya, selain untuk mensuplay di kawasan industri juga termasuk kebutuhan masyarakat Sulut nantinya.
Investor asal China memperlihatkan keseriusan membangun KEK Bitung, menyusul telah dilakukan penandatanganan kerja sama dalam pembangunan infrastruktur awal.
Anggota Pokja KEK Bitung, Dr Joubert Maramis mengatakan investor asal China, katanya, memiliki pengalaman cukup banyak, mereka tidak main-main karena beberapa tahun lalu pernah membangun KEK Shensen di Afrika Selatan.
Banyak sekali KEK dan kawasan industri di Indonesia yang ingin mereka bantu, dengan adanya penjajakan sangat intens mereka.
Pemerintah akan membangun terlebih dahulu lahan milik pemerintah dalam KEK Bitung seluas 92 hektare.
KEK Bitung akan mulai dibangun pada 2015 dengan tahap awal, yakni infrastruktur jalan masuk kawasan yang secara keseluruhan lahannya seluas 534 hektare.
Dia mengatakan memang ada dana yang telah dialokasikan dalam APBD melalui Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Sulut, namun hanya Rp 5 miliar sehingga Kemperin memberikan bantuan Rp20 miliar untuk tahap awal pembangunan KEK Bitung.
China Bangun Infrastruktur Listrik di KEK Bitung
China bakal membangun infrastruktur listrik untuk menunjang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung guna memperlancar kawasan industri tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
23 menit yang lalu
Tekanan Harga Batu Bara dari Banjir Produksi China
53 menit yang lalu
Emiten Farmasi Dibayangi Impak Depresiasi Mata Uang pada 2025
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
17 menit yang lalu
Ganjar Kritisi Kenaikan Tarif PPN 12%, Begini Katanya
1 jam yang lalu
MA Tolak Kasasi Sritex (SRIL), Status Pailit Inkrah!
1 jam yang lalu