Kabar24.com, SEOUL – Pemerintah Korea Selatan menyiagakan tim darurat pada sistem komputer reaktor-reaktor nuklirnya hingga akhir tahun untuk mengantisipasi ancaman serangan siber dari para peretas.
Pada Senin (22/12/2014) waktu setempat, Korea Hydro & Nuclear Power, operator reaktor nuklir milik pemerintah, menyatakan peretas telah menerobos sistem komputer reaktor. Namun, para peretas hanya berhasil mencuri data yang kurang vital sehingga pembobolan tidak menyebabkan operasional reaktor terganggu.
Korea Hydro & Nuclear Power dan Kementerian Energi Korsel lantas membentuk tim darurat pada Rabu (24/12/2014) setelah peretas lewat situs jejaring sosial Twitter, mengultimatum pemerintah untuk mematikan tiga reaktor nuklir paling lambat pada Hari Natal.
“Meskipun ancaman siber tersebut telah lewat, kami berupaya semaksimal mungkin melawan ancaman dengan membentuk tim darurat,” bunyi pernyataan Kementerian Energi Korsel sebagaimana dikutip Reuters, Jumat (26/12/2014).
Korsel juga bekerjasama dengan pemerintah China untuk menginvestigasi asal muasal peretas yang diduga berasal dari salah satu kota di China yang berbatasan dengan Korea Utara (Korut).
Seorang pejabat yang tahu soal investigasi itu mengatakan penyelidik tidak mengesampingkan keterlibatan Korut dalam serangan kendati belum mendapatkan indikasi ke arah sana.
Pengelola reaktor nuklir Korsel menganggarkan 10,7 miliar won atau US$9,75 juta untuk sektor keamanan siber pada tahun lalu. Pada 2014 ini, anggaran yang digunakan ditaksir mencapai 9,7 miliar won.