Bisnis.com, MANADO - Komoditas sabut kelapa asal Sulawesi Utara sangat diminati China dan permintaan tergolong tinggi.
"Permintaan Tiongkok akan sabut kelapa asal Sulut hampir tiap minggu terjadi," kata T Hasudungan Siregar, Kepala bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulawesi Utara, Rabu (10/12).
Hasudungan mengatakan pada awal Desember 2014 daerah ini ekspor sabut kelapa sebanyak 99,8 ton dengan sumbangan devisa bagi negara sebesar 28.686 dolar AS.
"Sabut kelapa asal Sulut memiliki kualitas cukup baik, sehingga China sangat meminatinya," katanya.
Produk ini, katanya, akan dibuat jok mobil dan berbagai macam kerajinan di China.
Dari produk serat sabut akan menghasilkan aneka macam produk derivatif yang banyak manfaatnya, termasuk berupa pupuk organik.
Katanya, bahan baku sabut kelapa melimpah di Sulut, namun tidak dimanfaatkan dan hanya dibiarkan begitu saja, ternyata memiliki nilai jual yang tinggi.
"Dulu "gonofu" (sabut kelapa) hanya dibuang sekarang diekspor, mudah-mudahan ekspor sabut kelapa memberi kemajuan ekonomi daerah," katanya.
Sabut biasanya menjadi limbah yang hanya ditumpuk di bawah tegakan tanaman kelapa lalu dibiarkan membusuk atau kering. Pemanfaatannya paling banyak hanyalah untuk kayu bakar," jelasnya.
Secara tradisional, masyarakat telah mengolah sabut untuk dijadikan tali dan dianyam menjadi keset. Padahal sabut masih memiliki nilai ekonomis cukup baik. Sabut kelapa diolah menghasilkan serat sabut (cocofibre) dan serbuk sabut (cococoir). (Antara)
Ekspor Sulsel, Komoditas Sabut Kelapa Diminati China
Komoditas sabut kelapa asal Sulawesi Utara sangat diminati China dan permintaan tergolong tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : News Editor
Editor : Bambang Supriyanto
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
1 jam yang lalu
Babak Baru Kasus Judi Online Komdigi, Budi Arie Bakal Terjerat?
1 jam yang lalu