Bisnis.com, PEKANBARU— Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menilai Riau belum optimal dalam mengendalikan pembakaran hutan dan lahan yang terjadi di wilayahnya.
Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi BNPB, mengatakan hingga kini titik panas atau hotspot di Riau terus bertambah. Padahal, upaya pemadaman dan pencegahan terus dilakukan oleh pemerintah daerah dan swasta.
“Pantauan satelit Terra dan Aqua dari BMKG, sore ini tercatat 195 titik panas di Sumatra, dan 154 diantaranya ada di Riau. Dari 154 titik panas yang ada di Riau, 131 ada di Kabupaten Rokan Hilir,” katanya Minggu (20/7/2014).
Sutopo menuturkan Kabupaten Rokan Hilir selama ini menjadi wilayah dengan titik panas terbanyak di Sumatra. Dia berharap pemerintah daerah memberikan perhatian khusus untuk proses pemadaman dan pencegahan kebakaran hutan dan lahan di wilayah tersebut.
Dari catatan BNPB, titik panas juga masih terdapat di Kabupaten Bengkalis sebanyak 13 titik, enam di Rokan Hulu, dua di Pelalawan, serta masing—masing satu di Dumai dan Kuansing. Kebakaran hutan itu juga mulai memunculkan asap di sejumlah kota, sehingga jarak pandang di Pekanbaru, Pelalawan, dan Dumai hanya 5 kilometer, sedangkan di Rengat sejauh 3 kilometer.
“Seluas 499 hektare lahan terbakar, dan 429 hektare lainnya berhasil dipadamkan. TNI dan Polri pun mengerahkan personelnya dengan total 306 orang untuk mengendalikan api,” ujarnya.
Menurutnya, saat ini pihaknya terus melakukan modifikasi cuaca, dan penyiraman air dari udara untuk memadamkan api. Apalagi saat ini cuaca di provinsi tersebut umumnya minim hujan, dengan peluang hujan lokal berintensitas ringan di Riau bagian timur dan selatan.