Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Krisis Properti: UEA Dihantui Kredit Macet

Kredit macet atau non-performing loan (NPL) menghantui perbankan Uni Emirat Arab sebagai dampak kejatuhan bisnis properti di negara tersebut.
Ilustrasi/Reuters-Ahmed Jadalah
Ilustrasi/Reuters-Ahmed Jadalah

Bisnis.com, DUBAI -- Kredit macet atau non-performing loan (NPL) menghantui perbankan Uni Emirat Arab sebagai dampak kejatuhan bisnis properti di negara tersebut.

Peningkatan kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) ini terjadi 5 tahun setelah negara dengan perekonomian terbesar kedua di tanah Arab ini mengalami kejatuhan di sektor properti yang terburuk di dunia.

Rasio utang bermasalah, atau yang tidak terbayar setelah lebih dari 90 hari, untuk jumlah keseluruhan utang di 51 bank UEA pada akhir Desember lalu mencapai 8,4%, demikian bank sentral yang berkantor di Abu Dhabi memaparkan laporan stabilitas keuangan, Minggu (8/6/2014).

Total NPL mulai mengalami penurunan secara bertahap pada akhir kuartal 2013, dan ini merupakan penurunan pertama sejak 2007, dan berada pada angka 107 miliar dirham atau US$ 29 miliar pada akhir tahun.

Rerata NPL cenderung meningkat dalam lima tahun setelah krisis di sektor real estat, ujar pihak bank sentral, mengutip riset dari International Monetery Fund.

Harga properti di UAE jatuh lebih dari 60% dari posisi tertinggi 2008 seiring terjadinya pengurangan pinjaman biaya perumahan dari kalangan perbankan dan larinya para spekulator di saat terjadinya krisis keuangan.

Meski begitu, kondisi itu sempat membaik.

Perekonomian UAE bergerak mencapai titik 5,2% pada 2013, yang merupakan pertumbuhan tercepat dalam 6 tahun terakhir, demikian Biro Statistik Nasional UAE.

Sementara itu, pihak bank sentral menyebutkan pada tahun lalu harga properti perumahan naik 24% di Dubai dan 21 % di Abu Dhabi.

Di sisi lain, dikabarkan bahwa baru saja diselesaikan regulasi baru yang mengatur likuiditas bagi para peminjam dan diharapkan aturan tersebut bisa diberlakukan pada paruh kedua 2014.

Di bawah aturan baru itu, lanjut pihak bank sentral, perbankan UEA akan diminta menahan aset likuid yang memadai untuk membantu pasar tetap membaik.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper