Bisnis.com, JAKARTA - Harga properti residensial di Arab Saudi meningkat drastis menyusul berlakunya kebijakan pengurangan pekerja asing.
Kampanye Arabisasi pekerja atau yang dikenal dengan istilah Nitaqat tersebut telah mengurangi jumlah tenaga konstruksi. Alhasil, ditambah dengan keterbatasan lahan yang tersedia dan peningkatan biaya bahan bangunan impor, harga hunian di Riyadh, Jeddah, dan Madinah terus meningkat.
“Kampanye bertujuan memberikan kesempatan kerja untuk warga negara Arab Saudi dengan tingkat pengangguran 13%. Untuk itu pemerintah mengatur masuknya pekerja asing ke bursa tenaga kerja. Setiap perusahaan diharuskan untuk menyewa sejumlah karyawan lokal yang didasarkan dengan ukuran perusahaan,” kata Global Property Guide, Senin (6/1/2014).
Pemeriksaan pekerja telah dilakukan pada sejumlah perusahaan dan sejak Maret 2013 tercatat hampir satu juta orang asing telah dipulangkan ke negara asalnya. Pada Desember 2013 bahkan terdapat 137.000 pekerja ilegal ditangkap dan dideportasi.
Sementara itu, di Arab Saudi pekerja asing berjumlah sekitar dua pertiga dari total tenaga kerja di Arab Saudi. Sontak kebijakan itu menganggu kinerja beberapa sektor vital.
“Sektor konstruksi khususnya bergantung pada tenaga kerja asing murah terpukul keras. Dari 200.000 perusahaan yang beroperasi sebagai kontraktor bangunan, sekitar 100.000 dilaporkan telah tutup usaha, menurut kamar dagang setempat.”
Kondisi itu pada akhirnya akan mendorong peningkatan harga hunian di negara tersebut.