Pemkot Batu Beri Pinjaman Modal bagi PKL

Bisnis.com, BATU - Pemkot Batu, Jawa Timur mengucurkan modal untuk sektor mikro di wilayah itu di antaranya untuk 375 pemilik usaha mikro.

M. Chori, Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Kota Batu, mengatakan bantuan modal tersebut langsung cair dari Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Pemkot Batu ke rekening kelompok pedagang kaki lima (PKL).

“Para kelompok PKL tersebut sudah membuka rekening Bank Jawa Timur (Jatim) atas nama ketua dan bendahara,” kata Chori di Batu, Kamis (19/12).

Selanjutnya masing-masing kelompok mencairkan dana kepada para anggotanya. Satu kelompok bisa mendapatkan transfer modal mulai Rp12 juta hingga Rp30 juta.

Sementara itu, masing-masing PKL mendapatkan besaran bantuan mulai Rp500.000 sampai Rp1 juta berdasarkan jenis usaha dan modal yang diperlukan.

Selain bantuan ke PKL, pemkot juga menyerahkan bantuan lain kepada para perajin kayu, penjahit, sertifikasi halal, sertifikasi merk, bantuan koperasi pondok pesantren (kopontren), koperasi,  dan berbagai kelompok UKM lainnya di Kota Batu.

“Besaran bantuan berkisar antara Rp10 juta-Rp800 juta untuk permodalan,” jelas dia.

Menurutnya tidak semua bantuan bersifat hibah. Modal untuk 375 PKL misalnya bersifat pinjaman lunak sehingga mereka yang dapat bantuan wajib mengembalikan dengan bunga ringan.

Eddy Rumpoko, Walikota Batu, mengatakan bantuan yang diberikan kepada PKL dan UKM tersebut diharapkan bisa menambah modal sekaligus untuk mengembangkan  usaha. “Bukan digunakan untuk kepentingan konsumtif,” pesan Eddy.

Pemkot Batu lanjut dia juga akan terus memberikan bantuan serta menata PKL. Saat ini PKL sudah mendapatkan bantuan modal hingga tanda anggota. Ke depan pemkot ingin tenda PKL bisa seragam. Pemkot juga siap memberikan pembinaan terkait pelayanan.         

Usaha yang baik, rapi, dan indah merupakan modal penting bagi PKL untuk berdagang. Sebagai kota tujuan wisata pedagang di Batu diharapkan memiliki penampilan menarik.

“Selain itu jangan sampai mengenjot harga. Dengan begitu wisatawan akan semakin banyak yang datang untuk membeli makanan atau oleh-oleh,” ujarnya.