Bisnis.com, MEDAN - Dinas Binamarga Provinsi Sumatra Utara mengklaim telah membangun dan meningkatkan jalan sepanjang 152,2 km selama 2013.
Penambahan pembangunan jalan hanya mencapai 4,99% dari 3.048,5 Km jalan provinsi. Hingga akhir 2013, Binamarga Sumut menyebutkan jalan provinsi berstatus mantap mencapai 2.164 km.
Hal tersebut terungkap saat pertemuan Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho dengan jajaran pejabat di Dinas Binamarga Sumut.
Kepala Dinas Binamarga Effendi Pohan melaporkan realisasi fisik kegiatan paket pekerjaan konstruksi Tahun Anggaran 2013.
Usai mendengarkan paparan, Gatot Pujo Nugroho mengingatkan Dinas Binamarga untuk mewujudkan 95% jalan di Sumut berstatus mantap dalam lima tahun ke depan.
"Tahun ini adalah langkah awal untuk mewujudkan target 95% jalan mantap di Sumut dalam lima tahun ke depan," ujarnya, Senin (23/9/2013).
Gatot juga menekankan perlunya efisiensi dan terus dilakukan inovasi oleh Dinas Binamarga untuk mengatasi keterbatasan alokasi dana pembangunan/pemeliharaan jalan.
"Saya minta walaupun dana terbatas, terus dilakukan efisiensi maupun inovasi sehingga target pencapaian 95% kondisi jalan mantap di Sumut dalam lima tahun ke depan dapat terwujud," tegas Gubsu.
Dalam laporannya Effendi memaparkan pada 2013 ini Binamarga melaksanakan sebanyak 109 paket pekerjaan yang terdiri atas pembangunan dan peningkatan jalan sebanyak 60 paket dengan panjang 136,5 km jalan.
Disamping itu dilaksanakan juga pembangunan dan penggantian jembatan (box culvert) sebanyak 29 paket sepanjang 326 meter, pemeliharaan bencana alam sebanyak 10 paket sepanjang 15,7 km dan penanganan bencana alam sebanyak 10 paket.
Dijelaskan Pohan per 20 September 2013, sebanyak 29 paket pekerjaan sudah selesai pengerjaannya yaitu sebanyak 13 paket pembangunan dan peningkatan jalan sepanjang 19 km, 5 paket pembangunan dan penggantian jembatasn sepanjang 23 m, 4 paket pemeliharaan berkala sepanjang 5,7 km dan 7 paket penanganan bencana alam.
Dalam kesempatan tersebut Gubsu menanyakan berbagai kendala yang dihadapi dalam penyelesaian proyek secara tepat waktu. Sebagaiamana paparan Effendi Pohan bahwa terjadi deviasi penyelesaian pekerjaan yaitu sebesar 25 paket deviasi negatif di bawah 10% dan deviasi negatif di atas 10 % sebesar 14 paket.
Begitupun 64,22% pekerjaan atau 70 paket pekerjaan sudah berjalan sesuai jadwal yang ditetapkan atau deviasi positif (on schedule).
Diantara kendala yang dihadapi adalah berbagai persoalan yang dihadapi kontraktor seperti hambatan utilitas publik seperti tiang listrik yang berada di area jalan, pipa air minum yang dangkal sehingga memerlukan koordnias dengan pihak terkait. Upaya koordinasi yang cukup memakan waktu ini menyebabkan pihak kontraktor kadang harus lama menunggu.