Bisnis.com, JAKARTA - Penyebab kecelakaan fatal Air India yang menewaskan lebih dari 200 orang pada Juni lalu menemui babak baru.
Dari rekaman Black Box di kokpit ditemukan bahwa penyebab kecelakaan kemungkinan bisa terjadi karena kelalaian pilot.
Dalam rekaman tersebut, terdengar salah satu pilot diduga sengaja mematikan saklar mesin-sesaat setelah lepas landas, menurut laporan The Wall Street Journal pada Rabu.
Surat kabar tersebut mengutip sumber yang mengetahui penilaian awal pejabat AS terhadap bukti yang ditemukan dalam investigasi kecelakaan yang menewaskan 260 orang tersebut.
Spekulasi adanya human error dalam insiden tersebut pun memunculkan banyak keresahan. Pasalnya berbagai spekulasi baru datang bersamaan dengan berjalannya investigasi.
Diketahui pilot utama pesawat Air India adalah Sumeet Sabharwal (56 tahun) yang memiliki total pengalaman terbang 15.638 jam. Sementara itu, co-pilot adalah Clive Kunder (32) yang memiliki total pengalaman terbang 3.403 jam.
Baca Juga
Namun para penyelidik tidak mengidentifikasi pernyataan mana yang dilontarkan oleh Kapten Sumeet Sabharwal dan mana yang dilontarkan oleh Kopilot Clive Kunder.
Melansir Reuters, laporan The Wall Street Journal mengatakan bahwa Kunder, yang menerbangkan pesawat tersebut, bertanya kepada Sabharwal mengapa ia memindahkan sakelar bahan bakar ke posisi "cutoff".
Meskipun pihaknya menyebutkan tidak ada bukti bahwa Sabharwal memang menggerakkan sakelar, selain dari percakapan verbal yang dikutipnya.
Namun, jurnal tersebut mengutip pilot AS yang telah membaca laporan otoritas India yang mengatakan bahwa Kunder, pilot yang sedang aktif terbang, kemungkinan akan kewalahan menarik kembali kendali Dreamliner pada tahap penerbangan tersebut.
Laporan ini pun belum mendapat tanggapan dari AAIB India, Direktorat Jenderal Penerbangan Sipil, Kementerian Penerbangan Sipil, Air India, dan dua serikat pekerja yang mewakili pilot India. Bahkan saat ini Boeing masih menolak untuk berkomentar.
Sebelumnya, laporan awal menunjukkan bahwa saklar bahan bakar pesawat beralih dari posisi "run" ke "cut-off" dalam hitungan detik selama penerbangan.
Saklar tersebut lalu dikembalikan ke posisi normal, yang memicu pengaktifan ulang mesin secara otomatis.
Hampir segera setelah pesawat lepas landas, rekaman CCTV menunjukkan sumber energi cadangan yang disebut turbin udara ram telah diaktifkan, yang menunjukkan hilangnya daya dari mesin.
Pesawat yang menuju London itu mulai kehilangan daya dorong setelah mencapai ketinggian 650 kaki hingga menyebabkan pesawat mulai terjatuh.
Meski saklar bahan bakar dihidupkan kembali agar pesawat kembali menyala, namun pesawat terlalu rendah dan terlalu lambat untuk kembali aktif, kata pakar keselamatan penerbangan John Nance kepada Reuters.