Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Iduladha Sunyi, Tak Ada Lagi Tradisi Potong Kurban di Maroko

Iduladha 1446 H/2025 di Maroko diwarnai dengan tidak adanya penyembelihan hewan kurban di tengah masyarakat.
Ternak yang dijual dikumpulkan di sebuah kandang, menjelang hari raya Idul Adha, di Amman, Yordania, 2 Juni 2025/REUTERS-Jehad Shelbak
Ternak yang dijual dikumpulkan di sebuah kandang, menjelang hari raya Idul Adha, di Amman, Yordania, 2 Juni 2025/REUTERS-Jehad Shelbak

Bisnis.com, JAKARTA - Perayaan Iduladha 1446 H di Maroko lebih sunyi dari biasanya. Hal ini disebabkan karena tradisi menyembelih hewan kurban tak lagi dilakukukan oleh masyarakat pada tahun ini. 

Padahal, Iduladha identik dengan perayaan besar masyarakat muslim untuk menyembelih hewan kurban seperti kambing, domba, sapi, hingga unta.

Iduladha merupakan momen memperingati rasa ikhlas yang diajarkan Allah SWT terhadap kisah kesediaan Nabi Ibrahim untuk mengorbankan putranya atas perintah Tuhan.

Untuk pertama kalinya di bawah pemerintahan Mohammed VI, warga Maroko merayakan Iduladha tanpa ritual pengorbanan hewan.

Tak adanya penyembelihan hewan kurban ini mengikuti arahan kerajaan di tengah kesulitan ekonomi yang semakin dalam dan krisis pertanian.

Setelah tujuh tahun cuaca kering, kawanan domba Maroko telah berkurang hingga 38 persen, yang telah meningkatkan harga domba secara drastis. Tahun lalu, harga mencapai sekitar $600 atau $7-7,5 per kilo.

Di sisi lain, upah minimum di kerajaan pada tahun 2025 adalah 3.100 dirham sebulan ($335), membuat biaya domba tidak terjangkau bagi banyak orang.

Sebagai tanggapan, Raja Mohammed VI mengumumkan pada Februari lalu, melalui surat yang dibacakan oleh menteri urusan Islam bahwa keluarga harus "menjauhkan diri" dari penyembelihan domba tahun ini dan bahwa raja akan melaksanakan kurban atas nama rakyat.

"Melaksanakannya dalam keadaan sulit ini akan menyebabkan kerugian nyata bagi banyak rakyat kita, khususnya mereka yang berpenghasilan terbatas," bunyi surat tersebut, dikutip dari Middle East Eye, Jumat (6/6/2025).

Pengumuman seperti itu belum pernah dibuat sejak pemerintahan mendiang Raja Hassan, yang membatalkan kurban Iduladha tiga kali selama masa pemerintahannya karena alasan yang sama atau setelah Perang Pasir tahun 1963 dengan negara tetangga Aljazair.

Raja di Maroko memiliki otoritas tertinggi di negara tersebut. Sebagai Panglima Umat Beriman (dikenal sebagai Amir al-Muminin), ia memiliki keutamaan atas keputusan-keputusan termasuk kegiatan keagamaan.

Meskipun kegiataan penyembelihan hewan tak dilakukan pada tahun ini, namun perayaan Iduladha tetap menjadi momen sakral.

Pemerintah Maroko menetapkan hari Senin, 9 Juni sebagai hari libur khusus agar keluarga Maroko dapat memperpanjang perayaan, yang secara resmi akan berlangsung pada Sabtu, 7 Juni (10 Dzulhijjah 1446 H).

Warga Maroko menyambut keputusan ditiadakannya tradisi penyembelihan hewan dengan hormat. Meskipun disinyalir akan muncul konsekuensi seperti penurunan aktivitas dan ekonomi dari sisi pedagang kaki lima dan pekerja.

Untuk mengurangi dampaknya, pemerintah kemudian meluncurkan program bantuan senilai 3 miliar dirham, dengan suntikan tambahan sebesar 3,2 miliar yang direncanakan untuk tahun 2026, yang difokuskan pada pemulihan ternak betina untuk pembibitan, dikutip dari Atalayar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper