Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inggris Ancam Gugat Roman Abramovich soal Hasil Penjualan Chelsea

Pemerintah Inggris memerintahkan Abramovich menggunakan uang hasil penjualan klub sepak bola Chelsea untuk donasi ke Ukraina.
Miliarder Rusia dan pemilik klub sepak bola Chelsea (saat itu) Roman Abramovich tiba di High Court, London, Inggris pada Selasa (17/1/2012). / Bloomberg-Simon Dawson
Miliarder Rusia dan pemilik klub sepak bola Chelsea (saat itu) Roman Abramovich tiba di High Court, London, Inggris pada Selasa (17/1/2012). / Bloomberg-Simon Dawson

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Inggris akan menggugat miliarder Rusia, Roman Abramovich, dan menuntutnya mencairkan 2,34 miliar euro atau sekitar US$3,2 miliar dari hasil penjualan klub sepak bola Chelsea lalu menjadikannya bantuan kemanusian untuk Ukraina.

Dilansir dari Bloomberg, Abramovich menjual Chelsea kepada konsorsium yang dipimpin oleh investor Amerika Todd Boehly pada Mei 2022, setelah dia mendapatkan sanksi dari Inggris dan Uni Eropa atas dugaan hubungannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Tiga tahun sejak itu, hasil penjualan Chelsea dibekukan di rekening bank Inggris dan tidak dapat dipindahkan atau digunakan tanpa izin Kantor Pelaksanaan Sanksi Keuangan, bagian dari Departemen Keuangan Inggris.

Pemerintah Inggris telah berkali-kali mengatakan bahwa Abramovich harus menggunakan uang hasil penjualan Chelsea itu untuk donasi atau bantuan kemanusiaan bagi Ukraina. Inggris berupaya mencapai kesepakatan dengan Abramovich soal penggunaan uang itu, tetapi belum kunjung ada titik temu.

Pada Senin (2/6/2025) waktu Inggris, pemerintah Inggris mengeluarkan pernyataan resmi bahwa tidak dapat mencapai kesepakatan tersebut dengan Abramovich sehingga mempertimbangkan untuk menyeretnya ke meja hijau.

"Pemerintah bertekad untuk melihat hasil penjualan klub sepak bola Chelsea disalurkan untuk tujuan kemanusiaan di Ukraina, menyusul invasi ilegal skala penuh Rusia. Kami sangat frustrasi karena sejauh ini belum mungkin mencapai kesepakatan tentang hal ini dengan Tuan Abramovich," ujar Menteri Keuangan Inggris Rachel Reeves dan Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy dalam sebuah pernyataan bersama, dilansir dari Bloomberg pada Rabu (4/6/2025).

Pemerintah Inggris menyatakan pintu negosiasi dengan Abramovich akan tetap terbuka, bahkan siap mengupayakannya melalui pengadilan, jika dibutuhkan. Pihak Inggris ingin memastikan masyarakat Ukraina dapat memperoleh manfaat dari upaya tersebut sesegera mungkin.

Inggris telah bekerja sama dengan Komisi Eropa dan pemerintah Portugal—tempat Abramovich memegang kewarganegaraan—untuk memastikan kepatuhan terhadap sanksi dan menentukan tujuan dari hasil tersebut, tetapi prosesnya terbukti rumit.

Pemanfaatan aset yang dikenai sanksi merupakan masalah hukum yang rumit, dengan Inggris dan Uni Eropa mengeksplorasi cara-cara untuk menyita aset Rusia yang dibekukan dan menggunakannya untuk berkontribusi pada rekonstruksi Ukraina.

Berdasarkan data Bloomberg Billionaires Index, Abramovich memiliki kekayaan lebih dari US$8 miliar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper