Bisnis.com, JAKARTA -- Anggota DPR Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) Bonnie Triyana mendorong polisi segera membebaskan mahasiswi Institut Teknologi Bandung (ITB) yang ditangkap imbas meme Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden ke-8 Prabowo Subianto.
Bonnie menilai meme yang dibuat oleh mahasiswi Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB itu harusnya tidak dimaknai secara literal. Dia menyebut meme tersebut adalah metafor yang membutuhkan kecerdasan untuk menangkap maknanya.
"Meme itu mengajak kita berpikir, bukan mengajak kita marah. Apalagi dibikin oleh seorang mahasiswa Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB, yang pasti tak ingin menyerang kehormatan pribadi mantan presiden dan presiden yang kini memerintah," ujar politisi PDIP yang kini menjabat anggota Komisi X DPR kepada wartawan, dikutip Senin (12/5/2025).
Politisi yang juga sejarawan itu membandingkan meme Jokowi-Prabowo itu dengan mural di Tembok Berlin, yang menggambarkan Erich Honecker dari Jerman Timur dan Leonid Brezhnhev dari Uni Soviet. Gambar keduanya yang sedang berciuman, terang Bonnie, melambangkan persahabatan pemimpin dua negeri sosialis.
Bonnie menilai bahwa mahasiswa harus didengar dan diberi ruang diskusi yang luas dalam rangka memperkuat pondasi demokrasi. Dia juga menyebut meme tersebut bisa menjadi sebuah imbauan persatuan buat bangsa Indonesia.
Oleh sebab itu, dia menilai polisi seharusnya membebaskan mahasiswi tersebut.
Baca Juga
"Kan bisa saja ditafsir demikian, namanya juga kreasi seni. Jadi menurut saya polisi harus membebaskan mahasiswi tersebut. Biarkan dia belajar dari pengalaman ini dan juga membuat kita sama sama belajar tentang arti berdemokrasi," tuturnya.
Penangguhan Penahanan
Sebelumnya, Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri menangguhkan penahanan tersangka SSS, seorang mahasiswi ITB yang ditangkap karena mengunggah meme bergambar Presiden RI Prabowo Subianto dan Presiden Ke-7 RI Joko Widodo.
“Pada hari Minggu, 11 Mei 2025, penyidik berdasarkan kewenangan telah memberikan atau melakukan penangguhan penahanan terhadap tersangka,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Polisi Trunoyudo Wisnu Andiko dilansir dari Antara, Senin (12/5/2025).
Penangguhan penahanan itu, kata dia, diberikan oleh penyidik atas dasar permohonan dari tersangka SSS melalui penasehat hukumnya serta orang tuanya.
Selain itu, penangguhan diberikan karena adanya iktikad baik dari tersangka SSS beserta keluarganya untuk memohon maaf karena telah membuat kegaduhan.
Pihak ITB pun juga telah buka suara. Direktur Komunikasi dan Hubungan Masyarakat ITB, Nurlaela Arief mengatakan saat ini pihaknya telah berkoordinasi dengan sejumlah pihak terkait persoalan tersebut.
"ITB telah berkoordinasi secara intensif dan bekerja sama dengan berbagai pihak," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (9/5/12025).
Nurlaela menambahkan, salah satu pihak yang telah berkomunikasi dengan pihaknya yakni orang tua SSS dengan mendatangi pihak kampus secara langsung.
