Bisnis.com, DENPASAR - Pengelola Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai harus mengoperasikan listrik cadangan imbas padamnya listrik atau blackout di seluruh Pulau Bali.
General Manager Bandara I Gusti Ngurah Rai, Ahmad Syaugi Shahab menjelaskan gangguan kabel laut transfer Jawa Bali berdampak pada suplai listrik di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Jumat (2/5) pada kira-kira pukul 16.30 WITA.
"Saat ini proses pelayanan berjalan dengan menggunakan suplai listrik cadangan dari genset bandara dan kami pastikan bahan bakar solar terpenuhi sebagai langkah antisipasi. Kami berupaya optimal memberikan pelayanan di tengah situasi ini dan terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk memantau perkembangan," jelas Syaugi dari keterangan resminya, Jumat (2/5/2025).
Untuk pelayanan pesawat yang tiba hingga saat ini masih berjalan dengan normal. Namun untuk keberangkatan ada beberapa penerbangan yang mengalami keterlambatan dikarenakan waktu perpindahan sumber listrik dari PLN ke genset yang berdampak pada waktu transisi sistem untuk memulai ulang (re-start).
"Kami memohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi dan semoga operasional dapat segera kembali berjalan normal," ujar Syaugi.
Dalam catatan Bisnis, istrik di Provinsi Bali tiba - tiba padam serentak sejak sekitar pukul 16.30 pada Jumat (2/5/2025).
Baca Juga
Dari informasi yang dihimpun pemadaman terjadi di seluruh Bali mulai dari Kota Denpasar, Badung, Tabanan, Gianyar hingga Buleleng. Akibat pemadaman ini, fasilitas publik seperti lampu lalu lintas ikut padam.
Pemadaman terjadi sekitar 40 menit. Menurut Humas PLN UID Bali Anom Silaprata menjelaskan pemadaman disebabkan oleh gangguan sistem kelistrikan Bali. Anom tidak menjelaskan secara detail soal gangguan sistem tersebut.
"Saat ini lagi ada gangguan sistem Bali, dan sedang dilakukan recovery," jelas Anom saat dikonfirmasi media, Jumat (2/5/2025).
Spekulasi soal dugaan blackout pun muncul di media sosial. Akan tetapi PLN tidak menjelaskan lebih jauh isu yang berkembang di media sosial. Pemadaman menjelang malam hari ini mengganggu aktivitas warga Bali, terutama di kawasan vital jalan raya, daerah pariwisata.