Bisnis.com, JAKARTA — Forbes terus menghitung kekayaan para konglomerat di seluruh dunia, termasuk daftar 10 orang terkaya di Indonesia pada 2025.
Dalam Real-Time Billionaires List, Forbes terus memperbaharui daftar orang-orang terkaya. Dalam situs resminya, Forbes mengaku punya sistem yang terus melacak kekayaan bersih pada miliarder sehingga bisa terus memperbaharui pemeringkatannya.
Misalnya, Forbes memperbaharui data kekayaan para orang tajir itu berdasarkan nilai emiten yang dipunyainya setiap 5 menit ketika pasar saham di setiap negara dibuka.
Secara global, Elon Musk selaku bos Tesla dan SpaceX menjadi orang terkaya di dunia versi Forbes pada Rabu (30/4/2025). Total kekayaannya mencapai US$392,1 miliar, naik US$3,5 miliar dalam satu hari ini.
Di peringkat kedua secara global terdapat Mukesh Ambani, yang merupakan Chairman dan Managing Director Reliance Industries. Kekayaannya mencapai US$106,5 miliar, naik US$2,8 miliar sehari terakhir.
Tidak terdapat nama-nama crazy rich Indonesia di jajaran 50 besar orang terkaya dunia. Namun, nama-nama itu tetap mencatatkan kenaikan kekayaan.
Baca Juga
Lantas, siapa saja 10 orang terkaya asal Indonesia versi Forbes? Bisnis coba mengeceknya di Real-Time Billionaires List Forbes pada Rabu (30/4/2025) malam.
Berikut Daftar 10 Orang Terkaya di Indonesia 2025 versi Forbes:
1. Low Tuck Kwong
Forbes mencatat nilai kekayaan bersih Low Tuck Kwong mencapai US$26,5 miliar. Jumlah itu membuatnya menjadi orang terkaya di Indonesia sekaligus terkaya ke-74 di dunia.
Pria usai 77 tahun kelahiran Singapura itu adalah pendiri Bayan Resources, perusahaan pertambangan batu bara di Indonesia. Dia pun kerap dijuluki raja batu bara Indonesia.
Low Tuck Kwong juga mengendalikan perusahaan energi terbarukan Singapura Metis Energy, yang sebelumnya dikenal sebagai Manhattan Resources. Dia juga memiliki saham di The Farrer Park Company dan Samindo Resources.
2. R. Budi Hartono
Di urutan kedua ada R. Budi Hartono. Forbes mencatat kekayaan bersih Budi Hartono sebesar US$21,6 miliar, yang menjadikan orang terkaya ke-93 di dunia.
Bersama saudaranya Michael Hartono, pria berusia 85 tahun itu mendulang sebagian besar kekayaan dari investasi di PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA). Keluarga Hartono membeli saham mayoritas BCA, setelah keluarga Salim kehilangan kendali atas bank tersebut selama krisis ekonomi Asia pada 1997—1998.
Awalnya, Hartono bersaudara memperoleh kekayaan karena mendirikan Grup Djarum yang menjelma menjadi salah satu produsen rokok kretek terbesar di Indonesia.
3. Michael Hartono
Peringkat ketiga ada Michael Hartono. Dengan kekayan bersih sebesar US$20,7 miliar, dia berada di urutan ke-97 orang terkaya di dunia.
Sama seperti saudaranya R. Budi Hartono, Michael mendulang kekayaan dari investasi di BCA dan kepemilikan Grup Djarum. Selain itu, keduanya juga merambah ke bisnis e-commerce yaitu Blibli.com (BELI).
4. Prajogo Pangestu
Prajogo Pangestu berada di urutan keempat daftar orang terkaya di Indonesia versi Forbes dan urutan ke-113 di seluruh dunia dengan kekayaan bersih US$17,9 miliar. Kekayaannya utamanya bersumber dari perusahaan Barito Pacific Timber (berubah menjadi Barito Pacific), yang sudah melantai di bursa sejak 1993.
Namun, pria berusia 80 tahun ini sempat bekerja sebagai sopir angkot sebelum bertemu dengan pengusaha kayu Malaysia bernama Bong Sun On alias Burhan Uray pada tahun 1960-an.
Berkat perkenalannya dengan Uray, Prajogo bergabung dengan PT Djajanti Group pada tahun 1969. Dia diberi kepercayaan untuk mengelola Hak Pengusahaan Hutan (HPH) di Kalimantan Tengah.
Kini, bisnis Prajogo sudah melebar dari petrokimia lewat Chandra Asri hingga energi terbarukan melalui Barito Renewables Energy.
5. Sri Prakash Lohia
Forbes mencatat kekayaan bersih Sri Prakash Lohia mencapai US$8,3 miliar, yang membuat menjadi orang terkaya ke-5 di Indonesia dan ke-367 di dunia.
Lahir di Kolkata, India, pada 11 Juli 1952, Lohia merupakan pendiri perusahaan raksasa di bidang petrokomia dan tekstil Indorama Corporation. Dia pindah ke Indonesia bersama orang tuanya pada 1973.
Bersama dengan ayahnya Mohan Lal Lohia, Lohia akhirnya merintis Indorama Synthetics sekitar 1976. Dilansir dari Quartz, Lohia mengatakan bahwa tiga sampai empat tahun pertama menjadi fase yang sulit.
Kendati demikian, dilansir dari laman resmi perusahaan, kini Indorama Corporation juga telah menjadi produsen pupuk Urea dan Fosfat terbesar di Afrika Sub-sahara, produsen poliolefin terbesar di Afrika Barat, dan produsen sarung tangan sintetis terbesar ketiga di dunia.
6. Otto Toto Sugiri
Forbes mencatat harta kekayaan bersih Bayan Resources mencapai US$7,2 miliar, yang membuatnya menjadi orang terkaya ke 6 di Indonesia dan ke 465 di dunia.
Otto Toto Sugiri merupakan CEO dan pendiri perusahaan data center PT DCI Indonesia Tbk. (DCII). Toto Sugiri merupakan sosok yang telah memiliki rekam jejak sepak terjang yang panjang di dunia internet dan teknologi Indonesia khususnya bisnis pusat data.
Dalam catatan Bisnis, pria berusia 71 tahun ini mengawali karirnya sebagai IT General Manager di Bank Bali. Toto kemudian mendirikan PT Sigma Cipta Caraka pada 1989, yang kemudahan diakuisisi oleh emiten telekomunikasi pelat merah, PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) pada 2010.
Akhirnya, dia mendirikan DCII. Konglomerat lainnya, Anthoni Salim, tercatat masih menjadi salah satu pemegang saham DCII dengan kepemilikan jumbo.
7. Dato Sri Tahir
Dato Sri Tahir mempunyai kekayaan bersih sebesar US$5,1 miliar, yang menjadikannya orang terkaya ke-7 di Indonesia dan ke-701 di dunia.
Tahir merupakan pendiri Grup Mayapada. Dia memiliki bisnis di sektor perbankan, kesehatan, media, dan perumahan.
Pria berusia 73 tahun ini juga memiliki perusahaan di Singapura, yaitu MYP. Istrinya, Rosy, merupakan anak dari taipan Mochtar Riady.
8. Marina Budiman
Forbes mencatat kekayaan bersih Marina Budiman sebesar US$5,1 miliar, yang menjadikannya perempuan terkaya di Indonesia. Dia juga menjadi orang terkaya ke-8 di Indonesia dan ke-710 di dunia.
Perempuan kelahiran 31 Desember 1960 merupakan 10 orang terkaya di Indonesia yang paling muda. Marina dikenal sebagai salah satu pendiri sekaligus komisaris utama perusahaan pusat data PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) dan juga inisiator PT Indointernet Tbk. (EDGE).
Marina mulai mengawali karirnya sebagai bankir dengan posisi account officer di Bank Bali. Di pekerjaan pertamanya itulah dia bertemu sosok miliarder lainnya yaitu Otto Toto Sugiri.
Pada 1994, Marina dan Otto kemudian bekerja sama merintis perusahaan PT Indointernet Tbk. atau yang kini dikenal dengan Indonet (EDGE), yang menjadi penyedia layanan internet pertama di Indonesia. Bersama Han Arming Hanafia, kolaborasi Marina dan Otto berlanjut usai membentuk PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) pada 2011.
9. Agoes Projosasmito
Forbes mencatat kekayaan bersih Agoes Projosasmito mencapai US$4,8 miliar, yang menjadikannya orang terkaya ke-9 di Indonesia dan ke-761 ke dunia.
Menurut catatan Bisnis, Agoes tercatat menjadi pihak pengendali dan pihak pemilik manfaat di perusahaan pertambangan tembaga dan emas terbesar di Indonesia PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN).
Pria kelahiran 6 Agustus 1955 itu mengawali karier sebagai bankir. Dia kemudian memainkan peran penting dalam proses akuisisi sejumlah perusahaan seperti Star Energy, Geothermal Wayang Windu, Newmont Nusa Tenggara
Cemerlangnya kinerja Agoes membuatnya juga ditunjuk untuk duduki posisi penting seperti seperti komisaris PT Nusantara Mahabakti, wakil presiden direktur di PT Bumi Resources Tbk. (BUMI), presiden direktur PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS), dan presiden komisaris di Amman.
10. Dewi Kam
Forbes mencatat kekayaan bersih Dewi Kam mencapai US$4,6 miliar, yang membuatnya orang terkaya ke-10 di Indonesia dan ke-788 di dunia.
Sumber cuan utama perempuan berusia 74 tahun ini berasal dari kepemilikannya di perusahaan tambang batu bara PT Bayan Resources Tbk. (BYAN).
Data laman Minerba One Data Indonesia (MODI) Kementerian ESDM, Dewi Kam merupakan pemegang saham dengan kepemilikan 99,56% di PT Sumber Suryadaya Prima. Entitas itu tercatat memegang 10% kepemilikan saham BYAN hingga 30 November 2024.
Bersama Richard Jasin, Dewi Kam juga merupakan pemilik PT Sumbergas Sakti Prima yang menguasai 91% saham PT Sumber Energi Sakti Prima. Dalam catatan Bisnis, Dewi juga berafiliasi dengan perusahaan yang berdomisili di British Virgin Islands dan Samoa yaitu Birken Universal Corporation, Savill Universal Ltd, dan Overseas Finance Ltd.