Bisnis.com, HONG KONG - Pabrikan otomotif asal China, Xpeng atau Xiaopeng Motor, segera melakukan pra-penjualan mobil terbang atau flying car pada tahun 2026. Khusus China daratan, mobil terbang Xpeng dibanderol seharga US$300.000 atau sekitar Rp5 miliar (kurs 16.700 per US$).
Xpeng adalah perusahaan mobil listrik berbasis kecerdasan buatan di China. Pengembangan mobil terbang telah berlangsung sejak tahun 2013 dan telah dikenalkan ke publik global pada tahun 2024 lalu.
"Sebenarnya, di daratan Tiongkok, harga kami di bawah US$300.000 . Ya, untuk seluruh negeri. Saya harap, pertama-tama, kalian bisa datang ke perusahaan kami untuk mencobanya," kata Wang Tan, Co-founder, Vice President, Chief Designer of XPENG AeroHT, General Manager of XPENG Design Center, di Hong Kong, China, Selasa (15/4/2025).
Wang menuturkan pihaknya terus meningkatkan jangkauan terbang mobil terbang. Saat ini, jarak tempuh sekali gerbang 20 kilometer sekali. Sementara itu, waktu tempuhnya sekitar 15 sampai dengan 20 menit sekali terbang.
"Di masa mendatang, saya harapkan, juga bagi saya, saya harapkan dapat memiliki jangkauan yang lebih jauh di masa mendatang, dengan inovasi teknologi."
Dalam catatan Bisnis, milestone pengembangan flying car dimulai dari tahun 2013. Sementara itu, uji coba prototipe mobil terbang telah dimulai pada tahun 2016. Momen pengembangan mobil terbang terjadi tahun 2018, saat itu untuk pertama kalinya, AeroHT berhasil menerbangkan mobil terbang berawak.
Baca Juga
Xpeng mulai ekspansi ke mobil terbang pada tahun 2020. Saat itu, perusahaan asal China itu berinvestasi di AeroHT. Pada September 2020, terbentuk Xpeng-AeroHT. Sejak saat itu, proses pengembangan mobil terbang terus menunjukkan progres yang signifikan. Pada tahun 2024, tepatnya bulan November, mobil terbang Xpeng berawak resmi diperkenalkan.
Kendati demikian, Wang mengungkapkan inovasi memang sangat penting dalam pengembangan mobil terbang. Apalagi, kalau ke depan, diproduksi secara massal. Dia juga mengakui bahwa butuh waktu untuk memberitahu kepada pasar terkait produksi massal flying car.
"Untuk pasar luar China, perlu waktu bertahap," jelasnya.