Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto angkat bicara terkait dengan dugaan teror dengan pengiriman kepala babi dan tikus terhadap kantor media Tempo.
Prabowo mengakui bahwa respons dari Kantor Komunikasi Kepresidenan atau Presidential Communication Office (PCO) Hasan Nasbi merupakan hal yang keliru dan teledor. Sebab, hal itu tidak merepresentasikan jawaban presiden.
"Itu ucapan yang teledor. Ya keliru itu, saya kira beliau [Hasan Nasbi] menyesal," ujarnya dalam wawancara bersama tujuh jurnalis sekaligus pemimpin redaksi media massa di Hambalang, Bogor yang dikutip Selasa (8/4/2025).
Orang nomor satu di Indonesia menambahkan alasan kekeliruan dari respons PCO juga disebabkan oleh ketidakbiasaan pejabat komunikasi saat tampil di publik.
Pasalnya, Prabowo menyatakan bahwa terkadang pejabat yang biasa berkutat pada sektor perencanaan hingga akademisi belum tentu cepat menyesuaikan ketika harus berbicara di publik.
"Tapi ini alasan yang bisa saya kasih mungkin karena baru pada posisi pemerintahan yang selalu disorot. Jadi kadang-kadang, orang yang dari dunia perencanaan, survei, akademik, muncul di panggung publik kurang cepat menyesuaikan," imbuhnya.
Baca Juga
Namun demikian, Prabowo tetap mengakui bahwa itu merupakan kesalahannya lantaran kurang peka terhadap isu lain.
"Tapi, bahwa komunikasi kurang baik saya anggap saya yang bersalah karena fokus kita deliver, kerja," pungkasnya.
Klarifikasi Kantor Komunikasi Presiden
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi menjelaskan maksud di balik pernyataan "dimasak saja" saat memberi tanggapan atas teror kepala babi kepada jurnalis Tempo, Francisca Chirsty Rosana atau Cicha.
Hasan mengaku pernyatannya tersebut merujuk sikap Cica di media sosial atas teror kepala babi yang dialamatkan kepada dirinya.
Menurut Hasan respons yang diberikan Cica terhadap teror justru sudah benar. Menurutnya dengan respons tersebut, tujuan pelaku untuk melakukan teror jadi tidak tersampaikan.
"Jadi kalau dia mengecilkan seperti itu artinya KPI si peneror nggak kesampaian. Bisa stres tuh si peneror kalau direspons dengan cara seperti itu. Nah, KPI tidak kesampaian kan? Saya itu kemarin hanya menyempurnakan responsnya Si Cicha itu aja," ujar Hasan.
Hasan juga berpandangan respons Cica terhadap aksi teror sudah tepat. Sebab, menurutnya aksi teror tersebut memang tidak perlu dibesarkan agar tujuan pelaku untuk menebar teror atau ketakutan tidak tercapai.
"Jadi jangan sampai kita justru ikut membesar-besarkan ketakutan karena itu targetnya si peneror. Kita harus mengecilkan dia," tutur Hasan.