Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Anwar Ibrahim Optimistis Kebijakan Tarif Trump Tak akan Bikin Malaysia Alami Resesi

Perdana Menteri (PM) Anwar Ibrahim optimistis bahwa Malaysia tidak akan terkena resesi ekonomi meskipun terkena kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump.
Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim tiba di Jakarta bersama istrinya, Wan Azizah Wan Ismail pada Minggu (8/1/2023). Saat tiba di Indonesia, dia mengenakan songkok./Twitter @anwaribrahim
Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim tiba di Jakarta bersama istrinya, Wan Azizah Wan Ismail pada Minggu (8/1/2023). Saat tiba di Indonesia, dia mengenakan songkok./Twitter @anwaribrahim

Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri (PM) Anwar Ibrahim optimistis bahwa Malaysia tidak akan terkena resesi ekonomi meskipun terkena kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump.

Sebelumnya, Trump mengumumkan bahwa Malaysia dikenakan tarif resiprokal atau timbal balik sebesar 24% dalam kebijakan terbarunya. Tarif itu bakal berlaku pada Rabu (9/4/2025).

"Untuk saat ini, saya ingin meyakinkan Anda bahwa pemerintah tidak memperkirakan akan terjadi resesi," ujarnya dalam unggahan Instagram @anwaribrahim_my, dikutip Senin (7/4/2025).

Dia mengemukakan, sikap optimistisnya itu berasal dari fondasi ekonomi yang dimiliki Malaysia diklaim cukup kuat.

Misalnya, dari belanja APBN, investasi domestik yang kuat, pemasukan dari pariwisata yang sehat hingga implementasi rencana strategis yang berkelanjutan.

"Tentu saja, kita akan mampu menghadapi tantangan ini dari posisi yang kuat dan siap," tambahnya.

Apalagi, menurutnya, ekosistem perdagangan di Malaysia memiliki kemitraan regional dan global yang kuat dan berkelanjutan sejak bertahun-tahun lamanya.

Misalnya, kemitraan Trans-Pacific Partnership, CAPTPP, kerja sama perdagangan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) hingga negosiasi kerja sama dagang dengan Uni Eropa.

"Kami telah mengambil langkah awal untuk mengatasi dampak tarif, termasuk pembentukan Pusat Komando Geoekonomi Nasional, yang saya pimpin. Dalam minggu mendatang, MITI akan menyerahkan studi mendalam tentang dampak tarif pada beberapa sektor ekspor ke AS," pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper