Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri (PM) Anwar Ibrahim optimistis bahwa Malaysia tidak akan terkena resesi ekonomi meskipun terkena kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump.
Sebelumnya, Trump mengumumkan bahwa Malaysia dikenakan tarif resiprokal atau timbal balik sebesar 24% dalam kebijakan terbarunya. Tarif itu bakal berlaku pada Rabu (9/4/2025).
"Untuk saat ini, saya ingin meyakinkan Anda bahwa pemerintah tidak memperkirakan akan terjadi resesi," ujarnya dalam unggahan Instagram @anwaribrahim_my, dikutip Senin (7/4/2025).
Dia mengemukakan, sikap optimistisnya itu berasal dari fondasi ekonomi yang dimiliki Malaysia diklaim cukup kuat.
Misalnya, dari belanja APBN, investasi domestik yang kuat, pemasukan dari pariwisata yang sehat hingga implementasi rencana strategis yang berkelanjutan.
"Tentu saja, kita akan mampu menghadapi tantangan ini dari posisi yang kuat dan siap," tambahnya.
Baca Juga
Apalagi, menurutnya, ekosistem perdagangan di Malaysia memiliki kemitraan regional dan global yang kuat dan berkelanjutan sejak bertahun-tahun lamanya.
Misalnya, kemitraan Trans-Pacific Partnership, CAPTPP, kerja sama perdagangan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) hingga negosiasi kerja sama dagang dengan Uni Eropa.
"Kami telah mengambil langkah awal untuk mengatasi dampak tarif, termasuk pembentukan Pusat Komando Geoekonomi Nasional, yang saya pimpin. Dalam minggu mendatang, MITI akan menyerahkan studi mendalam tentang dampak tarif pada beberapa sektor ekspor ke AS," pungkasnya.