Bisnis.com, JAKARTA — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bakal melakukan modifikasi cuaca di tengah situasi tanggap bencana, menyusul curah hujan tinggi yang berisiko memicu banjir di berbagai wilayah.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyatakan bahwa BMKG bersama dengan BNPB akan saling berkoordinasi dalam penanganan bencana, termasuk dalam menggelar operasi modifikasi cuaca (OMC) yang akan mulai dilakukan besok.
"Saat ini sudah fase tanggap darurat bencana. Sehingga yang mengkoordinasi penanganan adalah BNPB. Modifikasi cuaca untuk tanggap darurat akan dilaksanakan oleh BNPB," ujar Dwikorita dalam keterangannya.
Dwikorita menegaksan BMKG tetap terlibat dalam mendukung operasi tersebut, terutama dalam aspek teknologi dan prediksi cuaca.
“Akan tetapi BMKG terlibat untuk mendukung, terutama dari sisi teknologinya. Yakni penetapan lokasi modifikasi cuaca berdasarkan masukan dari BMKG," tambahnya.
BMKG memprediksi bahwa curah hujan tinggi masih akan terjadi hingga 11 Maret mendatang. Oleh karena itu, BNPB bersama BMKG akan segera menjalankan operasi modifikasi cuaca untuk mengurangi dampak banjir di daerah rawan.
Baca Juga
“Konsepnya adalah menghalangi awan-awan yang bergerak ke daerah yang. Jadi dijatuhkannya misalnya masih di laut. Jadi tidak dijatuhkan di darat," jelas Dwikorita.
Untuk operasi pada Rabu (5/3/2025), kawasan Jawa Barat menjadi prioritas utama karena kondisi geografisnya yang rentan terhadap peningkatan debit air dari kawasan pegunungan ke wilayah hilir.
"Terutama di daerah pegunungan, di Puncak, karena itu bisa jadi sumber banjir ke hilir. Tidak hanya di Jawa Barat, tetapi juga mengalir ke utara, termasuk Jakarta," paparnya.
Dwikorita menegaskan bahwa beberapa wilayah di Pulau Jawa dan Sumatra juga harus meningkatkan kewaspadaan dalam beberapa hari ke depan.
Wilayah yang diperkirakan terdampak curah hujan tinggi antara lain, Jawa Barat, terutama daerah pegunungan dan hilir sungai, kemudian Banten, DKI Jakarta, Lampung, Sebagian Sumatra Selatan (Palembang), dan Bengkulu dengan dampak ringan.
BMKG berharap bahwa operasi modifikasi cuaca ini dapat mengurangi intensitas hujan di wilayah-wilayah kritis.
"Kami prediksi sampai 11 Maret masih perlu waspada atau bahkan siaga," pungkas Dwikorita.