Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol telah mengumumkan darurat militer pada pukul 10:23 malam waktu setempat yang hanya bertahan selama 6 jam setelah pukul 1 pagi keesokan harinya parlemen membatalkannya.
Dikutip melalui Koreaherald, publik di Korea Selatan menyaksikan salah satu peristiwa politik paling dramatis ketika Presiden Yoon Suk Yeol mengumumkan darurat militer, dengan alasan "pasukan anti-negara merencanakan pemberontakan."
Krisis tersebut terjadi selama 157 menit yang menegangkan sebelum anggota parlemen memberikan suara untuk mencabut darurat militer. Sekitar pukul 4:30 pagi waktu setempat darurat militer secara resmi dicabut, mengakhiri kisah semalam.
Yoon Suk Yeol adalah Presiden Korea Selatan yang menjabat sejak 10 Mei 2022 dan terpilih dalam Pemilu Presiden Korea Selatan 2022 sebagai kandidat dari Partai Kekuasaan Rakyat (People Power Party, PPP).
Yoon yang dikenal sebagai figur politik yang anti-korupsi ini berhasil menang dalam pemilu dengan menjanjikan reformasi hukum dan kebijakan luar negeri yang lebih kuat terhadap Korea Utara dan negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan China.
Pria kelahiran 18 Desember 1960 berasal dari keluarga yang berpendidikan dan memiliki latar belakang dalam dunia hukum. Ayahnya, Yoon Ki-joong, adalah seorang ahli pendidikan dan penulis.
Baca Juga
Hal ini membuat Yoon memilih mengenyam pendidikan di Universitas Nasional Seoul dan meraih gelar sarjana hukum pada 1983 serta lulus ujian bar (ujian profesi hukum) pada 1984, yang menjadi langkah awal kariernya di bidang hukum.
Sebelum terjun ke dunia politik, Yoon Suk Yeol dikenal sebagai seorang jaksa yang aktif menangani kasus-kasus besar yang melibatkan korupsi tingkat tinggi sejak 1988. Selama kariernya, dia dikenal karena keberaniannya dalam menuntut kasus-kasus korupsi besar yang melibatkan pejabat tinggi dan konglomerat.
Yoon sangat terkenal setelah memimpin penyelidikan terhadap beberapa kasus korupsi yang melibatkan figur politik besar dan perusahaan-perusahaan besar (chaebols).
Salah satu yang paling terkenal adalah investigasi terhadap Park Geun-hye, mantan Presiden Korea Selatan yang terlibat dalam skandal besar pada 2016, yang akhirnya menyebabkan pemakzulan dirinya.
Pada 2019, Yoon diangkat menjadi Jaksa Agung Korea Selatan di bawah pemerintahan Presiden Moon Jae-in. Selama menjabat, Yoon tetap dikenal dengan pendekatan tegas dan tidak segan-segan menuntut pejabat dan elit yang terlibat dalam korupsi, meskipun terkadang dia juga berhadapan dengan ketegangan politik dengan pemerintahan saat itu.
Mulai melangkah ke ranah politik, pada pemilu Presiden 2022. Meskipun sebelumnya tidak terlibat langsung dalam politik, Yoon Suk Yeol memutuskan untuk mencalonkan diri sebagai Presiden Korea Selatan.
Dia maju sebagai calon dari Partai Kekuasaan Rakyat (PPP), yang dikenal dengan posisi konservatif dan pro-bisnis. Yoon memperoleh dukungan dari kalangan yang menginginkan pemerintahan yang lebih tegas terhadap Korea Utara dan lebih dekat dengan Amerika Serikat, serta dari mereka yang merasa kecewa dengan pemerintahan Presiden Moon Jae-in yang lebih progresif.