Bisnis.com, JAKARTA -- Starbucks Coffee Korea Co. membuka gerai di menara observasi di Kota Gimpo, Korea Selatan. Di lokasi ini, penggemar kopi mendapatkan kesempatan "mengintip" kehidupan desa di daerah Gaepung di Korea Utara.
Gaepung merupakan sebuah wilayah di Korea Selatan yang sebagian besar terdiri dari rumah-rumah dan kawasan pertanian. Kehadiran Starbucks di perbatasan itu memungkinkan pelanggan mengitip kehidupan sehari-hari di salah satu negara yang paling tertutup di dunia itu.
Sebagai informasi, situs observasi tersebut dikenal juga sebagai Bukit 154 yang memiliki makna historis sebagai tempat kedua negara bertempur sengit selama Perang Korea ppada 1950-1953.
Mengutip Bloomberg, dengan jarak hanya sekitar 1,6 kilometer dari gerai Starbucks itu, pengunjung dapat melihat beragam aktivitas di Korea Utara dengan bantuan teropong. Kehidupan di Korea Utara yang tertutup mengundang rasa ingin tahu dan menarik banyak pengunjung.
Pyongyang sebelumnya untuk pertama kalinya membuka perbatasannya untuk pariwisata umum pada Desember. Perjalanan wisata itu tetap dikontrol ketat dan banyak warga asing yang dilarang.
Starbucks Korea yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh E-Mart Inc., unit raksasa ritel Korea Shinsegae Group menolak untuk berkomentar.
Baca Juga
Perusahaan memilih lokasi tersebut lataran faktor historis dan pemandangannya, kata juru bicara Kota Gimpo lewat email kepada Bloomberg News seraya menambahkan Starbucks menjadi satu-satunya perusahaan makan yang beroperasi di lokasi tersebut.
Pembukaan kafe tersebut dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan antara kedua negara. Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un telah berupaya untuk memutuskan hubungan dengan negara tetangganya, mengesampingkan kemungkinan penyatuan secara damai.
Pada beberapa minggu terakhir, rezim Kim telah meledakkan sebagian jalan dan jalur kereta api yang menghubungkan kedua negara dan mengirimkan ribuan balon berisi sampah kertas dan puntung rokok.
Pyongyang juga telah membuat marah Korea Selatan dan sekutunya dengan mengirimkan pasukan ke Rusia untuk mendukung perang Moskow di Ukraina.