Bisnis.com, JAKARTA - Calon Presiden AS dari Partai Republik Donald Trump berhasil mengalahkan pesaingnya, Kamala Harris dari Partai Demokrat, di dua dari tujuh negara bagian 'swing state' versi hitung cepat (quick count).
Melansir Reuters, Rabu (6/11/2024), Trump berhasil memenangkan negara bagian North Carolina dan Georgia yang masing-masing memiliki suara elektoral sebanyak 16 suara menurut hitung cepat Edison Research.. Dengan demikian, Trump berhasil mengamankan 32 suara elektoral pada dua negara bagian tersebut.
Secara keseluruhan, Trump terpantau meraih suara elektoral di 25 negara bagian dengan raihan 246 suara. Sementara itu, Kamala Harris meraih 187 suara elektoral dari 14 negara bagian. Seorang calon harus mengumpulkan total 270 suara elektoral atau electoral college untuk mengemankan kursi presiden di Gedung Putih.
Meski Trump berhasil memenangkan dua negara bagian krusial, hasil final pilpres ini masih belum pasti di lima negara bagian lain yang diperkirakan akan menentukan pemenangnya, yakni Arizona, Michigan, Nevada, Pennsylvania, dan Wisconsin.
Kemenangan Trump di North Carolina dan Georgia membuat Harris memiliki jalan sempit menuju kemenangan melalui trio Rust Belt yang terdiri dari Michigan, Pennsylvania, dan Wisconsin, meskipun dia tertinggal di ketiga negara bagian tersebut.
Mantan presiden itu menuju ke pusat konvensi dekat rumahnya di Palm Beach, Florida, untuk berpidato di depan para pendukungnya, kata seorang staf kampanye.
Partai Republik memenangkan mayoritas Senat AS setelah membalikkan kursi Partai Demokrat di West Virginia dan Ohio. Tampaknya tidak ada satu pun partai yang memiliki keunggulan dalam perebutan kendali di Dewan Perwakilan Rakyat, di mana Partai Republik saat ini memegang mayoritas tipis.
Trump memasuki Hari Pemilu dengan peluang 50-50 untuk merebut kembali Gedung Putih, sebuah perubahan haluan yang luar biasa sejak 6 Januari 2021, ketika banyak pakar menyatakan karier politiknya akan berakhir. Hari itu, gerombolan pendukungnya menyerbu Kongres dalam upaya kekerasan untuk membatalkan hasil pemilu tahun 2020.
Trump mendapat lebih banyak dukungan dari warga Hispanik, yang biasanya merupakan pemilih Demokrat, dan di antara rumah tangga berpendapatan rendah yang sangat merasakan dampak kenaikan harga sejak pemilihan presiden terakhir pada tahun 2020, menurut jajak pendapat Edison.
Seperti diketahui, mekanisme dalam Pilpres AS tidak seperti pilpres di Indonesia, yakni pasangan calon presiden dan wakil presiden yang mendapatkan suara terbanyak yang akan memenangkan persaingan. Pilpres AS ternyata mengacu pada pemenangan electoral collage.
Electoral college merupakan hasil kompromi antara pemilihan presiden melalui pemungutan suara di kongres dan pemilihan presiden melalui pemungutan suara dari warga negara yang memenuhi syarat.
Proses ini terdiri dari pemilihan para pemilih atau electors, pertemuan para pemilih di mana mereka memilih presiden dan wakil presiden, dan penghitungan suara elektoral oleh Kongres.