Bisnis.com, JAKARTA - Media pemerintah Korea Utara merilis buku putih (white paper) yang menuduh Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, mengekspos negaranya pada bahaya perang nuklir melalui kebijakannya terhadap Korea Utara.
Dokumen tersebut, yang disusun oleh Institute of Enemy State Studies di Korea Utara dan dirilis oleh kantor berita negara KCNA, mengkritik 'pernyataan sembrono' Yoon tentang perang, mengabaikan unsur-unsur perjanjian antar-Korea, terlibat dalam perencanaan perang nuklir dengan Amerika Serikat, dan berupaya hubungan yang lebih erat dengan Jepang dan NATO.
“Langkah militernya yang semakin memburuk hanya menghasilkan konsekuensi paradoks dengan mendorong [Korea Utara] untuk menimbun senjata nuklir dalam jumlah yang eksponensial dan mengembangkan lebih lanjut kemampuan serangan nuklirnya,” kata surat kabar itu dikutip dari Reuters, Senin (4/11/2024).
Yoon dinilai telah mengambil tindakan keras terhadap Korea Utara, yang terus mengembangkan persenjataan nuklir dan rudal balistiknya yang bertentangan dengan resolusi Dewan Keamanan PBB.
Pemerintahannya menyalahkan Korea Utara karena meningkatkan ketegangan dengan uji coba senjata dan memberikan bantuan militer serta pasukan untuk membantu perang Rusia di Ukraina.
Pyongyang telah mengambil langkah-langkah untuk memutuskan hubungan antar-Korea dengan mendefinisikan kembali Korea Selatan sebagai negara musuh yang terpisah dan bermusuhan, sejak Kim Jong Un mendeklarasikannya sebagai “musuh utama” awal tahun ini dan mengatakan unifikasi tidak mungkin lagi dilakukan.
Baca Juga
Korea Utara meledakkan beberapa bagian jalan dan jalur kereta api antar-Korea di sisi perbatasan yang dijaga ketat antara kedua Korea bulan lalu dan citra satelit menunjukkan bahwa negara tersebut telah membangun parit besar di bekas perlintasan tersebut.
Kedua negara Korea itu secara teknis masih berperang setelah pertikaian mereka pada 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.
Kedua Korea juga bentrok terkait balon sampah yang diterbangkan sejak Mei dari Korea Utara. Pyongyang mengatakan peluncuran tersebut merupakan respons terhadap balon yang dikirim oleh aktivis anti-rezim di Korea Selatan.
Buku putih yang diluncurkan itu juga mencantumkan kesengsaraan politik dalam negeri Yoon, termasuk skandal yang melibatkan istrinya, yang telah mendorong tingkat dukungan terhadap dirinya ke rekor terendah.
Sementara itu, Amerika Serikat pada hari Minggu mengerahkan pesawat pengebom B-1B untuk latihan udara bersama dengan Korea Selatan dan Jepang, sebagai tanggapan atas peluncuran rudal balistik antarbenua yang dilakukan Korea Utara baru-baru ini, menurut Kepala Staf Gabungan Korea Selatan.
Latihan militer tersebut menunjukkan komitmen kuat ketiga negara dalam menanggapi ancaman nuklir dan rudal Korea Utara melalui kerja sama, kata Kepala Staf Gabungan dalam sebuah pernyataan.
Ini adalah kedua kalinya pada tahun ini ketiga negara melakukan latihan udara bersama dan keempat kalinya pada tahun 2024 Amerika Serikat mengerahkan pesawat pembom strategisnya di semenanjung Korea, kata Kepala Staf Gabungan.