Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Putri Thaksin Shinawatra Bakal Jadi PM Thailand Gantikan Srettha Thavisin

Putri Thaksin Shinawatra, Paetongtarn Shinawatra, akan menjadi perdana menteri Thailand selanjutnya setelah pencopotan Srettha Thavisin dari jabatan tersebut.
Pemimpin Partai Pheu Thai dan kandidat Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra dalam pengumuman kandidat Perdana Menteri menjelang pemungutan suara di parlemen untuk memilih perdana menteri baru, di Bangkok, Thailand, 15 Agustus 2024./Reuters-Chalinee Thirasupa
Pemimpin Partai Pheu Thai dan kandidat Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra dalam pengumuman kandidat Perdana Menteri menjelang pemungutan suara di parlemen untuk memilih perdana menteri baru, di Bangkok, Thailand, 15 Agustus 2024./Reuters-Chalinee Thirasupa

Bisnis.com, JAKARTA - Putri mantan pemimpin Thailand Thaksin Shinawatra, Paetongtarn Shinawatra, akan menjadi Perdana Menteri Thailand selanjutnya setelah pencopotan Srettha Thavisin dari jabatan tersebut oleh Mahkamah Konstitusi setempat.

Mengutip Bloomberg pada Kamis (15/8/2024), Paetongtarn, 37 tahun, akan mengikuti pemungutan suara parlemen pada Jumat besok sebagai calon dari kelompok multi-partai yang dipimpin oleh Partai Pheu Thai. 

Pencalonan Paetongtarn didukung oleh koalisi beranggotakan 11 orang yang memiliki lebih dari 300 anggota di Dewan Perwakilan Rakyat yang beranggotakan 500 orang, kata Sekretaris Jenderal Pheu Thai Sorawong Thienthong.

Paetongtarn merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara Thaksin. Dia adalah wajah terbaru dari klan Shinawatra yang mendominasi pemilu di Thailand namun sering dicopot dari jabatannya. 

Dia ditetapkan menjadi wanita kedua yang menjadi perdana menteri Thailand setelah bibinya Yingluck Shinawatra.

Sebelumnya, Mahkamah Konstitusi Thailand mencopot Perdana Menteri Srettha Thavisin dari jabatannya pada Rabu (14/8/2024) karena menunjuk seorang mantan pengacara yang pernah menjalani hukuman penjara ke dalam kabinetnya.

Mengutip Reuters, Thavisin, yang merupakan taipan real estate, menjadi perdana menteri Thailand keempat dalam 16 tahun yang diberhentikan berdasarkan putusan pengadilan yang sama. Pencopotan ini dilakukan setelah pengadilan memutuskan Thavisin melanggar konstitusi dengan menunjuk seorang menteri yang tidak memenuhi standar etika.

Thavisin mempertahankan penunjukannya mantan pengacara Shinawatra, Pichit Chuenban, yang pernah dipenjara karena penghinaan terhadap pengadilan pada 2008 atas dugaan upaya menyuap staf pengadilan, berada di atas dewan. Tuduhan suap tersebut tidak pernah terbukti dan Pichit mengundurkan diri pada bulan Mei.

Beberapa ahli politik menyebut Pheu Thai masih memiliki kekuatan untuk memimpin pemerintahan berikutnya, setelah periode negosiasi politik dan ketidakpastian tentang siapa yang akan memegang kendali. Olarn Thinbangtieo, wakil dekan Fakultas Ilmu Politik dan Hukum Universitas Burapha menyebut koalisi ini masih akan tetap bersatu. 

"Mungkin ada dampak pada kepercayaan diri, tetapi itu hanya dalam jangka pendek," kata Thinbangtieo, dilansir dari Reuters.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper