Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Larangan Ekspor Nikel Berbuah Manis, Luhut: Tak Ada Orang Anggap Enteng Indonesia!

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan kini Indonesia dipandang sebagai negara yang memiliki karakter, khususnya soal larangan ekspor nikel.
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memberikan paparan saat Launching dan Sosialisasi Implementasi Komoditas Nikel dan Timah melalui Sistem Informasi Mineral dan Batubara Kementerian/Lembaga (SIMBARA) di Jakarta, Senin (22/7/2024). Bisnis/Abdurachman
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memberikan paparan saat Launching dan Sosialisasi Implementasi Komoditas Nikel dan Timah melalui Sistem Informasi Mineral dan Batubara Kementerian/Lembaga (SIMBARA) di Jakarta, Senin (22/7/2024). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan yakin tidak ada lagi Negara yang menganggap enteng Indonesia setelah kebijakan larangan ekspor nikel yang dieksekusi Presiden Joko Widodo (Jokowi) 'berbuah manis'.  

Ha itu diungkapkan Luhut saat peresmian pabrik bahan anoda baterai lithium milik PT Indonesia BTR Energy Material di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal, Jawa Tengah pada hari ini Rabu (7/8/2024).

"Saya ingat di depan pintu masuk istana di belakang, bapak confirm untuk kita mem-banned ekspor nikel dan itu merupakan tantangan karena kita kehilangan US$1,5 miliar, tapi sekarang buahnya kita disegani kita dihormati, teknologi kita akan bagus dan ekspor kita meningkat,” katanya dikutip melalui Youtube Sekretariat Presiden RI. 

Menurutnya, kini Indonesia dipandang sebagai negara yang memiliki karakter, yakni bisa mengatakan 'Ya' atau 'Tidak' kepada negara lain, khususnya terkait kebijakan larangan ekspor nikel.

“Tidak ada orang anggap enteng lagi Indonesia, bahwa Indonesia bisa diatur, Indonesia negara besar, negara yang punya karakter, negara yang bisa mengatakan ya, dan negara bisa mengatakan tidak,” imbuhnya. 

Lebih lanjut, Luhut menekankan agar jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju (KIM) dapat membantu dalam mengawal semua peraturan dan kebijakan dari orang nomor satu di Indonesia itu dengan baik.

“Kita harus jaga kredibilitas Presiden Jokowi yang dibangun 10 tahun,” ucap Luhut. 

Dia pun mengaku merasa sentimen mengingat masa pemerintahan Presiden Jokowi akan berakhir dalam kurun 3 bulan ke depan.

Luhut juga mengucapkan selamat jalan kepada Presiden Ke-7 RI yang sebentar lagi mengakhiri masa jabatannya pada Oktober 2024 itu.

“Saya kalau bileh mungkin sentimentil, selamat jalan pak, bapak akan menjadi kenangan, walaupun masih 2–3 bulan pak Presiden, tetapi saya kira acara penting semacam ini buat saya pribadi sangat menyentuh,” katanya.  

Awalnya, Luhut mengawali sambutannya dengan memuji orang nomor satu di Indonesia itu lantaran yang sering mendorong Negara agar mampu berkompetisi dengan negara lain. 

Dia menilai bahwa Kepala Negara asal Surakarta itu melihat bahwa atasannya di Kabinet Indonesia Maju sangat tidak takut jika Indonesia harus bersaing dengan negara-negara lain. 

Menurutnya, keberanian Jokowi merupakan warisan bagi landasan Indonesia menjadi negara industrialisasi. 

“Bapak telah meninggalkan legacy, yang saya kira tidak mudah ini untuk [disamai] orang lain. Dan saya percaya Bapak Presiden, sepanjang waktu orang akan mengenang, bahwa Bapak telah meletakkan landasan negara ini menjadi negara industrialisasi. Tidak hanya pengekspor raw material," tanda Luhut.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper