Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sosok J.D. Vance, Cawapres AS yang Dulunya Haters Berat Trump

JD Vance resmi dipilih oleh Partai Republik untuk mendampingi Donald Trump maju di Pemilu AS 2024.
Senator JD Vance, anggota Partai Republik dari Ohio dan calon wakil presiden dari Partai Republik, dalam Konvensi Nasional Partai Republik (RNC) di Fiserv Forum di Milwaukee, Wisconsin, AS, pada hari Senin, 15 Juli 2024./Bloomberg-Eva Marie Uzcategui
Senator JD Vance, anggota Partai Republik dari Ohio dan calon wakil presiden dari Partai Republik, dalam Konvensi Nasional Partai Republik (RNC) di Fiserv Forum di Milwaukee, Wisconsin, AS, pada hari Senin, 15 Juli 2024./Bloomberg-Eva Marie Uzcategui

Bisnis.com, JAKARTA - Donald Trump resmi memilih J.D. Vance untuk menjadi Calon Wakil Presiden pada Senin (15/7/2024). 

"Sebagai Wakil Presiden, JD akan terus memperjuangkan Konstitusi kita, mendukung Pasukan kita, dan akan melakukan apapun yang dia bisa untuk membantu saya membuat Amerika hebat lagi," tulis Trump di platform Truth Social miliknya, dilansir Reuters, pada Selasa (16/7/2024). 

Adapun J.D Vance adalah seorang investor, pemodal ventura, penulis buku terlaris dan Senator AS dari Ohio yang pernah jadi pembenci Trump.

Politisi muda itu saat ini menjadi pembela Trump yang getol. Dirinya mendukung klaim Trump bahwa Pemilu AS 2020 dirusak oleh kecurangan yang meluas.

Pemilihan Vance menjadi cawapres dinilai bisa mendongkrak suara Trump di kalangan masyarakat kulit putih.

Tak hanya itu, keberadaan Vance yang antikritik juga bisa menguntungkan Trump-dengan sejarah kriminal-yang sempat jadi musuh publik.

Penunjukkan Vance ini juga mengejutkan banyak orang. Pasalnya ia pernah mengatakan dirinya dan Trump tak akan bisa bersatu.

“Saya tidak pernah suka dengan Trum. Aku tidak pernah menyukainya,” kata Vance, saat hadir dalam wawancara dengan Charlie Rose pada 2016.

Setelah itu, Vance juga pernah mencuitkan kata-kata kasar untuk mengkritisi kebijakan Trump.

“Ya Tuhan, idiot sekali,” tulisnya pada Oktober 2016.

Namun setelah itu, Vance akhirnya berdamai dengan Trump. Keduanya pun sampai saat ini memiliki pandangan politik yang sama.

Mengutip New York Times, Vance pun akhirnya meminta maaf kepada Trump dan mengatakan apa yang selama ini diterimanya adalah kebohongan media dan salah paham belaka.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper